Polemik Penampakan Harimau Jawa di Wonogiri

Setelah sempat dikabarkan muncul di Ujungkulon, harimau Jawa dikabarkan menampakkan diri di Wonogiri.

Oleh SoloPos.com diperbarui 30 Mar 2018, 18:04 WIB
Seekor anak Harimau Benggala yang baru lahir di Jawa Timur Park II pada Maret 2016 silam (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Wonogiri - Harimau Jawa telah dinyatakan punah oleh International Union of Conservation for Nature (IUCN) pada 1980. Namun, warga sekitar Gunung Pegat, Nguntoronadi, Wonogiri, meyakini hewan itu masih ada di Wonogiri.

Mereka beberapa kali menjumpai hewan langka itu di Gunung Pegat. Juru kunci Gunung Pegat, Suratno, 58, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Kepuh Kulon, Bumiharjo, Nguntoronadi, Rabu, 28 Maret 2018, mengatakan di Gunung Pegat masih ada harimau.

Bahkan, tidak hanya di Gunung Pegat, melainkan beberapa kawasan di hutan desa masih beberapa kali Suratno melihat harimau Jawa di sebelah barat Desa Suruh ada daerah bernama Song Gogor yang dalam Bahasa Indonesia disebut Gua Anak Macan atau sarang macan.

Suratno mengaku pernah menyaksikan harimau yang sedang bermain dengan tiga ekor anaknya di kebun tebu. "Gunung Pegat itu tempat harimau, ada banyak di sini di Song Gogor, kalau di Gunung Pegat macan tinggal di tempat yang tinggi dan susah dijangkau, apalagi dulu sebelum jalan raya ada, sering tiap malam lewat," ujar Suratno.

Suratno juga menambahkan, jumlah harimau di sekitar Gunung Pegat mencapai puluhan ekor. Namun, harimau tidak pernah menyerang ternak warga. Menurutnya, harimau tidak akan mengganggu kalau manusia tidak memulainya terlebih dahulu. Harimau berburu hewan-hewan yang ada di hutan seperti kera, kijang, dan ikan di sungai.

Ia pernah melihat seekor harimau sedang mencari ikan di sungai. Harimau mencari ikan dengan menjilat ekor yang digunakan sebagai pancingan ikan. Dengan apa yang yang dilihatnya, Suratno meyakini harimau Jawa belum punah.

"Serius, saya tidak omong kosong, banyak di sini, belum punah, di ladang tebu itu ya loreng seperti di televisi harimau Sumatera, persis itu kan sama harimau Sumatera dan harimau Jawa, orang sini pada tahu semuanya kalau sore keluar dari ladang tebu, anak-anak harimau bermain seperti kucing," ujar Suratno.

 

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.

 


Harimau Jawa atau Macan Tutul Jawa?

Ilustrasi harimau. (Sumber foto: kids.nationalgeographic.com)

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah, Suharman, saat dihubungi Solopos.com, mengatakan yang tampak oleh masyarakat adalah macan tutul Jawa dan bukan harimau Jawa. Ia juga menambahkan harimau Jawa sudah lama punah.

"Bukan harimau Jawa, melainkan macan tutul Jawa, macan Jawa sudah dinyatakan punah oleh IUCN pada 1980, artinya macan Jawa sudah tidak terlihat sejak 1960,” ujar Suharman.

Suharman juga menambahkan BKSDA Provinsi Jawa Tengah belum menerima laporan masyarakat mengenai terlihatnya harimau Jawa di sekitar Gunung Pegat, Wonogiri.

Namun, Ketua RW Tengger Lor, Desa Bumiharjo, Sagimin, saat ditemui di sawahnya, Rabu, mengatakan belum pernah menemui macan di Gunung Pegat melainkan di sekitar rumahnya di Tengger Lor.

Awalnya, ia mengira yang melompat adalah sapi, tetapi ketika ia lihat dengan saksama ternyata seekor harimau yang berlari. "Saat musim kemarau lebih sering tampak, banyak yang takut, macannya loreng seukuran anak sapi, kalau cari air minum di sekitar sini," ujar Sagimin.

Sagimin mengatakan, ia belum percaya kalau harimau Jawa sudah punah. "Saya percaya macan jawa belum punah, saya mengalami bertemu hingga empat kali!" kata Sagimin.

Salah satu warga, Yatmo, menambahkan banyak pemancing yang pernah bertemu dengan harimau Jawa. Pemancing berpapasan dengan seekor macan dengan dua anaknya.

"Yang ada di sini itu macan loreng bukan macan tutul, macan tutul malah belum pernah ada yang melihat, masyarakat juga sering melihat, namun macannya tidak pernah mengganggu masyarakat," Yatmo menegaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya