Liputan6.com, Jakarta - Peta politik Pilpres 2019 masih dinamis. Beberapa partai sudah menaruh hati ke ke Joko Widodo atau Jokowi.
Sementara, dari oposisi, ada Gerindra yang hampir pasti berkoalisi bersama PKS. Ada pula partai yang belum menyatakan sikap, yakni PKB, PAN dan Demokrat.
Advertisement
Ketiganya menggagas poros ketiga untuk menantang Jokowi dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Ketua DPP PKB Lukman Edy mengatakan, poros ketiga bisa terbentuk jika Demokrat mengusung mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Menurut dia, komunikasi politik antara SBY dan Gatot juga bisa cair. Mengingat, Gatot pernah jadi ajudan Presiden ke-6 RI itu.
"Misalnya Demokrat mengusung Gatot, itu akan terjadi poros ketiga. Kalau Demokrat masih dukung AHY tidak terjadi poros ketiga," ujar Lukman saat diskusi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat 30 Maret 2018.
Demokrat diprediksi menyodorkan putra sang ketua umum yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun, Edy menilai AHY belum saatnya jadi calon Presiden pada Pilpres 2019. Sebab, segala kebutuhannya untuk berpolitik masih di bawah naungan Susilo Bambang Yudhoyono. Kecuali soal cawapres, bagi Edy, AHY masih mumpuni.
"Pak AHY belum dewasa, logistik masih logistik bapak, kantong bapak, jejaring masih bapak, enggak bisa calon Presiden," ucap Edy.
Bahayakan Jokowi
Wakil Ketua Komisi II DPR ini juga berpendapat poros ketiga akan membahayakan suara Jokowi. Dia mencontohkan saat Pilpres 2014 lalu.
"Kemudian yang berbahaya itu kalau terjadi tiga poros, kalau terjadi tiga poros maka warning buat (koalisi) pemerintahan jokowi, karena kalau terjadi tiga poros akan terjadi seperti pilkada DKI," ujar Lukman.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement