Ramalan PKB soal Poros Ketiga di Pilpres 2019

Ada partai yang belum menyatakan sikap jelang Pilpres 2019, yakni PKB, PAN dan Demokrat. Ketiganya menggagas poros ketiga untuk menantang Jokowi dan Prabowo Subianto.

oleh Merdeka.com diperbarui 31 Mar 2018, 06:51 WIB
Diskusi Menakar Peluang Jokowi Dua Putaran. (Merdeka.com/Muhammad Genantan Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Peta politik Pilpres 2019 masih dinamis. Beberapa partai sudah menaruh hati ke ke Joko Widodo atau Jokowi.

Sementara, dari oposisi, ada Gerindra yang hampir pasti berkoalisi bersama PKS. Ada pula partai yang belum menyatakan sikap, yakni PKB, PAN dan Demokrat.

Ketiganya menggagas poros ketiga untuk menantang Jokowi dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Ketua DPP PKB Lukman Edy mengatakan, poros ketiga bisa terbentuk jika Demokrat mengusung mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Menurut dia, komunikasi politik antara SBY dan Gatot juga bisa cair. Mengingat, Gatot pernah jadi ajudan Presiden ke-6 RI itu.

"Misalnya Demokrat mengusung Gatot, itu akan terjadi poros ketiga. Kalau Demokrat masih dukung AHY tidak terjadi poros ketiga," ujar Lukman saat diskusi di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat 30 Maret 2018.

Demokrat diprediksi menyodorkan putra sang ketua umum yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Namun, Edy menilai AHY belum saatnya jadi calon Presiden pada Pilpres 2019. Sebab, segala kebutuhannya untuk berpolitik masih di bawah naungan Susilo Bambang Yudhoyono. Kecuali soal cawapres, bagi Edy, AHY masih mumpuni.

"Pak AHY belum dewasa, logistik masih logistik bapak, kantong bapak, jejaring masih bapak, enggak bisa calon Presiden," ucap Edy.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghadiri resepsi pernikahan putri Ketua DPD, Oesman Sapta Odang di Jakarta, Jumat (8/9). Resepsi tersebut juga dihadiri para mantan presiden dan wapres serta anggota Kabinet Kerja. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bahayakan Jokowi

Wakil Ketua Komisi II DPR ini juga berpendapat poros ketiga akan membahayakan suara Jokowi. Dia mencontohkan saat Pilpres 2014 lalu.

"Kemudian yang berbahaya itu kalau terjadi tiga poros, kalau terjadi tiga poros maka warning buat (koalisi) pemerintahan jokowi, karena kalau terjadi tiga poros akan terjadi seperti pilkada DKI," ujar Lukman.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya