Liputan6.com, London - Sebuah bus terbakar di luar terminal Bandara Stansted di London, Inggris. Semua penerbangan yang berangkat dari sana dibatalkan sampai Jumat, 30 Maret tengah malam.
Para saksi melaporkan melihat asap tebal saat nyala api membakar sebuah bus shuttle yang tengah parkir di area tunggu pada Jumat siang waktu setempat.
Advertisement
"Kebakaran juga menyebabkan asap memenuhi banyak bagian depan gedung terminal," kata petugas pemadam kebakaran seperti dikutip dari BBC, Sabtu (31/3/2018).
Saksi mata bernama Julia Buckley yang berada di bandara ketika bus terbakar membenarkan kondisi berasap tersebut.
"Di bagian kedatangan terlihat asap tebal saat pesawat mendarat. Tidak terlihat apa-apa. Bau asap dari bus yang terbakar tercium tapi situasinya terkendali," ujar Buckley kepada BBC.
Para pemimpin di bandara Essex pun menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Mereka kemudian menyarankan penumpang untuk memesan ulang penerbangannya.
Sementara itu, pihak bandara mengatakan tidak ada korban jiwa maupun cedera atas kebakaran bus tersebut. Kobaran api berhasil dipadamkan sekitar pukul 17.00 waktu setempat.
Essex Fire Service mengatakan empat petugas pemadam kebakaran dikirim untuk menjinakkan api.
"Kebakaran itu telah dipadamkan dan kami sedang mengembalikan operasional bandara seperti sedia kala," tambah seorang juru bicara.
Namun belakangan diketahui pihak bandara mengunggah status berisi pengumuman pembatalan semua penerbangan keluar dari Bandara Stansted, akibat insiden bus terbakar.
Sejauh ini penyebab kebakaran bus disebutkan akibat masalah pada mesin bus.
Saksikan juga video berikut ini:
Kebakaran Bus di Thailand
Kebakaran bus sebelumnya terjadi di perjalanan menuju Bangkok. Dua puluh orang dilaporkan tewas dalam insiden yang terjadi pada Jumat pagi waktu setempat.
Seperti dikutip dari Straits Times, Jumat 30 Maret 2018, sejauh ini belum diketahui pasti bagaimana kobaran api bisa muncul di bus yang tengah menuju ibu kota Thailand.
Dalam tayangan televisi terlihat sebuah bus hangus terbakar api yang menjebak banyak penumpang di dalamnya.
"Jumlah korban tewas sekarang 20, dengan tiga orang cidera," ujar Pollawat Sapsongsuk dari Task Disaster Prevention and Mitigation centre.
Kittisak Boonchan, seorang petugas penyelamat di Provinsi Tak mengatakan kepada wartawan ada 47 orang di dalam bus.
Kecelakaan itu terjadi pada pukul 01.25 di provinsi barat laut Tak yang berbatasan dengan Myanmar -- wilayah penghasil tenaga kerja migran besar Thailand.
Status rendah dan upah minim membuat para pekerja migran sering menjadi korban penyimpangan keselamatan dan eksploitasi di Thailand.
Selain itu, negara kerajaan itu memiliki catatan keselamatan jalan yang buruk. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 24.000 orang tewas di jalan-jalan di sana setiap tahun.
Advertisement