Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar meminta agar calon pendidik untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian, terutama di lingkungan sekolah. Dia menilai dunia pendidikan merupakan salah datu wadah strategis untuk menyebarkan nilai perdamaian melalui pengenalan narasi Islam.
Mantan Menko Polhukam itu mengatakan bahwa dengan maraknya informasi hoax di media sosial yang berisi ujaran kebencian terhadap pihak tertentu, berpotensi menciptakan intoleransi.
Advertisement
Menurut dia, media sosial seharusnya dimanfaatkan untuk kemaslahatan bukan sebagai alat propaganda politik demi menjatuhkan individu atau kelompok lain.
"Sekali lagi, ini tantangan calon pendidik bagaimana mengelola media sosial untuk mewujudkan kebaikan dan perdamaian demi menjaga toleransi antar kelompok masyarakat," jelas Agum dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Minggu (1/4/2018).
Agum mengatakan, narasi perdamaian berasal dari prinsip Islam yang mengandung nilai-nilai perdamaian. Untuk itu, dia meminta agar calon pendidik mampu mengimplementasikan nilai perdamaian yang ada dalam Alquran.
"Sebagai calon pendidik, kalian harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai perdamaian yang ada dalam Alquran, serta mampu menauladani Nabi Muhammad SAW sebagai juru damai di bumi," kata Agum.
Agen Penting
Sementara itu, Dosen Pendidikan Agama Islam UNJ Andy Hadiyanto menuturkan, pendidik menjadi agen penting untuk membangun sikap damai dan toleran para siswa dalam menerima perbedaan yang ada. Untuk itu, kata dia pentingmembangun karakter pendidik yang toleran.
"Di sinilah keutamaan ilmu dan pentingnya pendidikan dalam membangun masyarakat yang damai dan berkemajuan bagi calon pendidik sebagai agen toleransi yang menyebarkan nilai-nilai keislaman di lingkungan sekolah," pungkasnya.
Advertisement