Liputan6.com, Jakarta PSMS Medan menelan kekalahan kedua usai takluk 1-2 dari Bhayangkara FC pada pekan kedua Gojek Liga 1 bersama BukaLapak di Stadion Teladan, Medan, Sabtu (31/3/2018). Kekalahan ini membuat PSMS terpuruk di posisi ke-16.
Dua gol kemenangan Bhayangkara FC diciptakan oleh Herman Dzumafo di menit ke-39 dan gol Nikola Komazec menit ke-46. Sementara gol tunggal PSMS dicetak oleh Suhandi di menit ke-63.
Baca Juga
Advertisement
Pelatih PSMS Medan Djadjang Nurjaman mengatakan, kekalahan yang kembali diperoleh anak asuh membuatnya sangat kecewa. Menurut Djanur, sapaan akrabnya, beban para pemain PSMS tampak belum lepas, padahal dalam pertandingan kali ini anak asuhnya lebih menguasai.
“Gol pertama kesalahan kita sendiri, gol kedua betul-betul pemain kita tidak fokus dan tidak konsen, karena baru dimulai main. Saya sangat kecewa, kami lebih menguasai. Masih tetap, kelemahan kami ada di penyelesaian akhir, banyak membuang peluang, termasuk penalti. Saya sangat kecewa sekali,” kata Djanur dalam konferensi pers usai pertandingan, Sabtu (31/3/2018).
Djanur juga mengucapkan permohonan maaf kepada suporter yang telah datang ke Stadion Teladan untuk menyaksikan laga PSMS Vs Bhayangkara. Namun PSMS tidak mampu memberikan hasil yang maksimal.
“Saya mohon maaf kepada suporter, kami belum beri hasil maksimal,” ucapnya.
Tanpa Legimin
Disinggung alasannya tidak menurunkan Legimin dalam pertandingan, Djanur mengaku hal itu adalah haknya sebagai pelatih. Posisi itu diisi dua pemain yaitu Legimin dan Dilshod Sharofetdinov.
“Kalau kita mainkan dua-duanya, seperti yang di Bali, kita tertekan. Saya butuh ada yang nyerang, bukan soal Legimin ikon PSMS. Saya tahu itu, tapi tidak bisa bergantung pada ikon saja. Posisinya sama, Dislhod tadi main cukup bagus,” katanya.
Djanur juga mengungkapkan, dirinya sangat kecewa saat anak asuhnya gagal memanfaatkan peluang emas pada titik penalti di menit ke-54. Saat itu, Yessoh sebagai eksekutor gagal mengkonversinya menjadi gol.
“Untuk penalti, dalam latihan sebenarnya bukan Yessoh yang disepakati. Dalam pertandingan tadi dia terlalu percaya diri, dengan inisiatif sendiri mengambil dan tidak gol. Saya sangat kecewa. Padahal sudah diingatkan, seharusnya Dilshod yang ambil,” ungkapnya.
Advertisement
Duel Berat
Sementara Pelatih Bhayangkara, Simon McMenemy, mengatakan bahwa dirinya sudah memprediksi jika pertandingan akan berjalan sangat berat. Baginya, melawan PSMS seperti bermain melawan 13 hingga 14 pemain, karena euforia suporter tim tuan rumah yang sangat hebat.
“Mereka (PSMS) juga bermain dengan semangat dan motivasi tinggi, cukup bagus, mungkin di babak pertama kita belum menunjukkan pola permainan dan hanya dapat satu gol. Di babak kedua, di awal-awal kita kelihatan lebih tajam, dan bisa curi satu gol lagi,” ucap Simon.
Menurut pelatih berkebangsaan Britania Raya tersebut, sebenarnya sangat sulit meraih kemenangan di kandang PSMS. Dirinya merasa bersyukur anak asuhnya mampu membawa pulang tiga poin dan terus mempertahankan keunggulan dalam pertandingan kali ini.
“Saya melihat, ke depannya akan banyak tim yang datang ke sini dan sulit memenangkan pertandingan di sini. Karena di Medan, memenangkan pertandingan sangat sulit sekali,” sebutnya.
Herman Dzumafo yang berhasil mencetak gol ke gawang PSMS mengaku sangat senang. Dzumafo mengaku, dari awal mereka sudah memprediksi pertandingan akan berjalan dengan sulit, karena euforia penonton di Stadion Teladan.
“Kita tadi main dengan jiwa yang sangat luar biasa, walaupun kita bermain tidak seperti biasa. Tapi kita cukup senang dapat curi tiga poin di sini, dan saya senang bisa cetak gol lagi di PSMS,” Dzumafo menandaskan.