Liputan6.com, Jakarta - Kalau dulu, orang bijak bilang buku adalah jendela dunia. Namun kini, sepertinya internet telah mengambil alih. Bagaimana tidak, saat mengakses informasi, internet membantu pengguna menghemat waktu, serta terhubung dengan teman-teman lebih cepat.
Para ilmuwan dari Norwegia juga mengungkap salah satu dampak positif dari internet adalah mampu membantu orang mengatasi krisis paruh baya lebih cepat.
Baca Juga
Advertisement
Namun, penelitian tersebut dihujani kritik oleh beberapa orang yang berpendapat kalau internet juga dapat berdampak negatif.
Para ilmuwan mengklaim penelitian ini bukan tentang berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk berselancar di internet, tetapi apa yang dilakukan ketika si pengguna terhubung ke web yang membuat dampak terbesar pada kebahagiaan.
Menurut informasi yang dilansir dari Daily Mail, Senin (2/4/2018), pada awal masa dewasa, tidak ada perbedaan dalam kebahagiaan antara mereka yang online secara teratur dan mereka yang jarang menggunakan internet.
Apa yang digali oleh penelitian ini adalah bahwa seiring bertambahnya usia, orang-orang yang menggunakan internet lebih bahagia untuk jangka waktu lebih lama.
Dr Fulvio Castellacci dan Henrik Schwabe, dari Pusat Inovasi dan Budaya Teknologi di Universitas Oslo, mengamati lebih dari 100.000 orang Eropa dalam studi mereka. Keduanya meneliti para pelanggan broadband per seratus orang di negara-negara Uni Eropa terhadap data kepuasan hidup dari survei Eurobarometer.
Setelah menghilangkan faktor eksternal seperti pendapatan, pekerjaan, dan lokasi, mereka langsung mengamati hubungan antara waktu online dan kebahagiaan seseorang.
Tingkat Kebahagiaan
Secara tradisional, kebahagiaan di sepanjang kehidupan dewasa mengikuti kurva berbentuk 'U'. Pada usia 20 tahun ke aras, orang optimistis, senang dan menikmati diri mereka sendiri tetapi ketika seiring waktu berjalan, antusiasme ini menurun.
Tingkat kebahagiaan cenderung mencapai titik terendah pada sekitar lima puluh tahun, ketika kebanyakan orang mengalami krisis paruh baya, sebelum perlahan-lahan naik lagi.
Penurunan kebahagiaan ini di sepanjang kehidupan orang dewasa diperlambat oleh penggunaan internet, demikian dikatakan para peneliti.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan juga mengungkap kalau pengguna Internet aktif memiliki pola kesejahteraan yang berbeda selama siklus hidup dibandingkan dengan individu lain.
Advertisement
Emosi yang Lebih Stabil
Secara khusus, peneliti menemukan sejumlah pengalaman para pengguna internet berdasarkan kondisi emosi. Pertama, mereka mengalami tingkat yang lebih stabil. Kedua, mereka mengalami pemulihan kondisi sebelumnya dan lebih kuat setelah titik balik dari bentuk kurva-U. '
Dengan penurunan yang lebih halus dalam tingkat kebahagiaan, para pengguna internet secara berkala mencapai titik balik mereka--yakni di usia krisis paruh baya --pada usia 48,5 tahun.
Tingkatan ini jauh lebih awal dari pengguna semi-reguler internet yang mengalami titik terendah pada usia 50 tahun dan yang menghindari internet mengalami penurunan pada usia 51,9 tahun.
Terkait banyak penelitian yang ada yang mengklaim media sosial dan penggunaan internet yang berlebihan merugikan kesejahteraan mental, para peneliti menyebutkan tiga alasan mengapa penelitian ini bertentangan.
Praktis, internet dapat dimanfaatkan untuk menghemat waktu, memberikan informasi yang lebih jelas dan juga dapat digunakan untuk menjaga kehidupan sosial.
Dr Malte Elson, dari Universitas Bochum Ruhr di Jerman, tidak yakin dengan hasilnya. Dia mengatakan kepada The Times, "Anda dapat memiliki pengalaman yang sangat positif dan sangat negatif di internet, dan Anda dapat menggunakan koneksi internet untuk kegiatan yang bermakna tetapi juga kurang menyenangkan atau menyenangkan."
Reporter: DW
Sumber: DW.com
(Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: