Piston Bermasalah, Ribuan Toyota Camry 2018 Kena Recall

Bermasalah pada piston, Toyota mengumumkan kampanye recall untuk 1.730 Camry model 2018.

oleh Yurike Budiman diperbarui 02 Apr 2018, 15:04 WIB
Toyota Camry recall untuk mengganti mesin (autoevolution)

Liputan6.com, California - Toyota mengumumkan akan menarik 1.730 Camry model 2018 yang diproduksi di pabrik Georgetown Kentucky, Amerika Serikat. Kampanye recall ini dilakukan karena adanya masalah pada piston Camry generasi ke-8 tersebut.

Dilansir Autoevolution, Senin (2/4/2018), pihak Toyota mengatakan bahwa piston dari periode produksi tertentu diproduksi dengan diameter lebih besar dari spesifikasi.

Menurut pembuat mobil, piston yang lebih besar dari spesifikasi dapat menyebabkan kendaraan menjadi kasar, menciptakan suara abnormal, mengeluarkan asap dari knalpot, dan bisa mengurangi tenaga. Bahkan lebih buruk lagi ialah mesin bisa berhenti berjalan sama sekali. Bayangkan betapa buruknya ketika mesin tiba-tiba mati ketika mengemudi dengan kecepatan tinggi. Ini meningkatkan risiko kecelakaan.

Untuk mengatasi masalah ini, perbaikan yang dilakukan adalah dengan mengganti mesin jika piston yang diidentifikasi oleh teknisi menggunakan piston berdiameter lebih besar.

Atas recall ini, konsumen tak diminta membayar sepeser pun untuk penggantian mesin. Toyota memastikan bahwa semua pemilik model Camry 2018 yang terkena dampak akan menerima pemberitahuan.

Informasi lebih lanjut tentang penarikan kembali tersedia di situs web Toyota Amerika. Lebih mudah lagi, pemilik dapat memasukkan nomor identifikasi kendaraan di alat pencarian di National Highway Traffic Safety Administration Website.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Gara-Gara Recall, Penjualan Honda Terganggu?

Honda BR-V yang terkesan gagah, dilengkapi aksesoris Modulo Sport Package (Honda)

PT Honda Prospect Motor (HPM) selaku agen pemegang merek mobil Honda di Indonesia telah mengadakan recall terhadap sejumlah produknya. Meski melibatkan banyak model, kampanye tersebut diklaim tak berpengaruh pada penjualan mereka.

"Sebenarnya kita enggak mau secara langsung menghubungkan dengan penjualan karena gak ada hubungannya dengan penjualan," kata Yulian Karfili selaku Asisten Manager Public Relation HPM di Sentul City, Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

 

 

Ia tak memungkiri akan ada dampak dari kampanye tersebut. Namun pihaknya optimistis dengan melakukan recall, konsumen akan merespon positif.

"Ya efek pasti ada. Kalau  dari pengalaman yang dulu-dulu pasti ada efek tapi seberapa besar kita tak pernah ukur juga. Sebenarnya fokus buat kita, kita gak mikirin apakah ini ngaruh ke penjualan kita atau enggak tapi produk yang ada di customer itu harus aman," ujar pria yang akrab disapa Arfi ini.

Menurutnya, konsumen akan memberi tanggapan baik saat Honda berusaha melakukan kontrol untuk setiap produknya meski sudah di tangan para customer-nya.

"Makanya kita panggil lagi untuk diperbaiki segala macam. Itu salah satu cara kita untuk melayani konsumen kita dengan baik. Artinya kita tetap memperhatikan mereka meskipun mobilnya sudah dibeli," paparnya.

Seperti diketahui, PT HPM kembali mengadakan recall atau mereka menyebutnya kampanye product update (PUD) komponen switch door mirror untuk Honda Odyssey dan Honda Accord tahun produksi 2013 – 2017.

Program recall ini sendiri menyusul program serupa yang lebih dahulu diumumkan yaitu yang terkait master rem yang dimiliki oleh beberapa produk Honda antara lain adalah Honda BR-V, Honda Brio, Honda Jazz, Honda Mobilio dan Honda HR-V.

Diduga unit yang terindikasi sebanyak 4.711 di Indonesia. Kampanye ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya keadaan door mirror dapat menutup dengan sendirinya saat berkendara atau memarkir kendaraan, sehingga berpotensi membahayakan pengendara maupun penumpang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya