NASA: Alien Mungkin Hidup di Awan Asam Venus, tapi...

NASA mengatakan bahwa alien mungkin ada di dalam awan asam Venus.

oleh Afra Augesti diperbarui 02 Apr 2018, 15:32 WIB
Atmosfer bagian atas Venus terdiri dari sulfur-dioksida dan tetesan asam sulfat yang jatuh ke permukaan sebagai hujan. (European Space Agency/J. Whatmore)

Liputan6.com, Washington, D.C. - NASA baru-baru ini mengungkapkan bahwa ada kemungkinan alien hidup di awan asam (acid cloud) Venus, meski tubuh mereka berukuran sebesar bakteri kecil. Para peneliti berpikir, atmosfer bagian atas planet -- yang kaya akan sulfur dioksida (SO2) -- menjadi tempat tinggal bagi mikroba.

Para ilmuwan menggunakan roket riset (probe) ruang angkasa untuk mendeteksi cekungan gelap di Venus. Sebagian besar awan Venus terdiri dari asam sulfat, sehingga memantulkan 75 persen sinar matahari yang berusaha meneranginya. Karena itulah, planet terdekat kedua dengan matahari ini terlihat buram dan tak dapat tembus cahaya.

Venus dijuluki kembaran jahatnya Bumi karena kondisi permukaannya yang sangat tidak ramah, sering terjadi hujan asam dan suhu mencapai 462 derajat Celcius.

Penelitian yang dipublikasikan awal pekan ini dalam jurnal Astrobiology, menunjukkan mikroba ekstra-terestrial dapat bertahan hidup dengan tiupan angin dari awan yang lebih dingin.

Penulis studi sekaligus ahli kimia biologi di California State Polytechnic University, menjelaskan bahwa kehidupan di Bumi dapat berkembang dalam tingkat keasaman tertentu, bisa tetap hidup di antara karbon dioksida, dan menghasilkan asam sulfat.

Venus pernah memiliki iklim yang layak huni, dengan air mengalir di permukaannya selama 2 miliar tahun.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Masih Diperlukan Studi Lanjutan?

Citra planet Venus yang diproses melalui dua penyaring. Permukaan Venus tertutup oleh lapisan awan yang tebal. (Wikimedia/Public Domain)

NASA melaporkan, "Analisis komparatif kami mendukung hipotesis campuran bahwa makhluk hidup tipe terestrial dapat bertahan hidup di dalamnya dan berkontribusi pada tanda-tanda spektral awan Venus."

"Untuk menguji gagasan yang disajikan di sini, kami mengusulkan perlunya studi kimia, biokimia, dan mikrobiologi terpadu yang berfokus pada kelangsungan hidup dan spektroskopi mikroorganisme terestrial di antara awan Venus," lanjut keterangan NASA itu.

Para ahli mengatakan, diperlukan penyelidikan lebih lanjut terhadap Venus, sementara tim "belakang layar" telah meminta sampel itu untuk dikembalikan ke Bumi.

Sanjay Limaye dari Science and Engineering Centre, Universitas Wisconsin-Madison, mengatakan Venus memiliki banyak waktu untuk berevolusi.

"Venus menunjukkan kegelapan episodik, cekungan yang kaya akan sulfur, dengan perbandingan 30 hingga 40 persen di dalam ultraviolet, dan diredam dalam gelombang panjang," ucapnya seperti dikutip dari Express, Minggu 1 April 2018.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya