Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan kritik yang dilontarkan Prabowo Subianto kepada pemerintah tidak bermaksud mencari perhatian rakyat. Menurut dia, sikap itu sejak dulu sudah ada pada diri Prabowo.
"Dari dulu Pak Prabowo Subianto ngomong selalu begitu. Saya kira sejak kenal Pak Prabowo hampir 30 tahun lalu, ya kayak begitu sikapnya, ya nasionalis dan konsisten," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/4/2018).
Advertisement
Fadli menjelaskan, mantan Danjen Kopasus itu sudah terlalu lama diam dan membiarkan pemerintah bekerja. Karena itu kini waktunya bagi Prabowo untuk menyampaikan fakta sebenarnya di Indonesia.
"Ya karena memang sudah waktunya, karena selama 3,5 tahun lebih Pak Prabowo diam memberikan kesempatan kepada pemerintah bekerja. Tidak ada sedikit pun komentar-komentar miring," ungkap dia.
"Sekarang saya kira sudah waktunya untuk sampaikan apa adanya, demi kemaslahatan umat bangsa rakyat, seluruh masyarakat lah," imbuh Fadli.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menyebut Indonesia adalah negara yang kaya. Namun, mirisnya pemerintah seperti dijajah oleh utang karena hampir semua potensinya dikuasai asing.
"Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, enggak bisa gajian," kata Prabowo saat pidato dalam acara tur "Prabowo Menyapa Warga" di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Jumat, 30 Maret 2018.
Saksikan video menarik berikut ini:
Elite Tobat
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut 80 persen kekayaan negara dikuasai hanya satu persen golongan. Dia juga mengatakan setelah sekian lama merdeka, bangsa Indonesia tidak menikmati kekayaannya.
"Kita termasuk bangsa yang lengah dan tidak waspada terutama elite kita. Terus terang saja minta ampun. Saya kapok dengan elite Indonesia," kata Prabowo saat berorasi di hadapan ribuan warga Depok, Minggu (1/4/2018).
Ia pun tak menampik dirinya menjadi bagian elite Indonesia. Namun, Prabowo menegaskan dirinya berbeda dengan kaum elite lain. "Saya elite tetapi sudah tobat," ia berujar.
Baginya, membela kepentingan rakyat maka berarti harus memihak.
"Kalau menyangkut kepentingan bangsa, tidak ada kata netral, harus memilih. Harus memihak pada bangsa sendiri," kata Prabowo.
Advertisement