Menhub Minta Grab Tak Monopoli Angkutan Online

Merger akuisisi Grab dengan Uber hanya pada unti bisnis Asia Tenggara saja.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Apr 2018, 15:06 WIB
Direktur Digital Banking and Technology Bank Mandiri Rico Usthavia Frans (kiri) dan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata (kedua kanan) mencoba layanan Grab Indonesia, Jakarta, Kamis (18/8). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi korporasi Grab yang mengambil alih Uber diapresiasi oleh berbagai pihak. Salah satunya Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi. Dia menganggap cara ini akan memperkuat perusahaan dalam menyediakan moda transportasi sewa khusus di Indonesia.

Hanya saja, Budi Karya berpesan kepada Grab yang kini kapitalisasinya semakin besar untuk tetap berbisnis sesuai dengan playing field.

"Berkaitan dengan Grab dan Uber, kita ingin tidak ada monopoli. Akuisisi Uber adalah hak masing-masing perusahaan," jelas Budi Karya di kantornya, Senin (2/4/2018).

Seperti diketahui, saat ini di Indonesia selain Uber dan Grab, ada Gojek yang memiliki kesamaan bisnis. Untuk itu semua perusahaan tersebut harus saling berdampingan dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, Budi Karya juga meminta kepada para perusahaan angkutan sewa khusus tersebut untuk memenuhi segala persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Menteri (PM) Nomor 108 mengenai tentang Angkutan dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.

"Sekaligus aya menegaskan bahwa tidak ada penundaan penerapan PM 108 dan berkaitan usulan syarat keselamatan kita tolak. Kita tetap konsisten jadikan keselamatan yang diwakilinya dengan KIR, SIM A Umum, stiker itu tetap dilaksanakan dengan baik," ujar Budi Karya.

 


Hal yang Wajar

Sejumlah driver Uber mengantre untuk mendaftar menjadi pengemudi Go-Jek di kantor cabang Gunung Sahari, Jakarta, Minggu (1/4). Pasca diakuisisi oleh Grab, ratusan mantan driver Uber mendaftarkan diri menjadi mitra Go-Jek. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, akhirnya angkat bicara soal Grab yang baru saja mengakuisisi bisnis Uber di wilayah Asia Tenggara.

Menurutnya, aksi korporasi tersebut adalah hal yang wajar, terlebih di lanskap industri teknologi.

"Itu mekanisme di pasar. Saya dukung-dukung saja, biarpun bisnis yang demikian perlu skala ekonomi," kata Rudiantara.

Rudiantara juga menganggap, bergabungnya bisnis Uber ke Gran adalah hal yang positif. Merger akuisisi Grab dengan Uber, sambungnya, memang tidak mencakup keseluruhan secara global, tetapi hanya pada unti bisnis Asia Tenggara saja.

"Saya lihatnya positif saja (merger akuisisi Grab terhadap Uber)," tambah pria yang karib disapa Chief RA tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya