Liputan6.com, Guo Liangyun - Kasih sayang orangtua tidak hanya terhenti pada sang anak. Rasa itu akan berlanjut pada keturunan berikutnya.
Salah satunya seperti yang terjadi di China. Karena kasih sayang yang besar pada cucunya, seorang kakek sampai membuat Lamborghini sendiri.
Advertisement
Dilansir dari thenational.ae, kakek itu bernama Guo Liangyun. Tujuannya membuat supercar itu adalah agar ia bisa mengantar cucunya ke sekolah setiap hari.
Guo menghabiskan waktu selama 6 bulan dan menghabiskan uang sebesar 5.000 yuan atau sekitar Rp11 jutaaan untuk membuat supercar mini tersebut. Meski berukuran lebih kecil, mobil buatan Guo juga memiliki butterfly-cut doors layaknya Lamborghini asli.
Replika ini ia buat dari besi dan beberapa komponen sepeda listrik. Berdasarkan sumber yangs sama, mobil mini ini menggunakan tenaga listrik dan mampu menempuh 50 kilometer dalam kondisi full-charge.
Sumber: Otosia.com
Anak Motor Juga Doyan Ngaji, Ini Buktinya
Hampir menjadi rahasia umum jika para anggota klub atau komunitas motor kegiatan yang dilakukannya antara touring atau kumpul-kumpul semata. Bahkan nama klub motor kerap dianggap sebelah mata lantaran dianggap tak beda jauh dengan geng motor.
Namun hal itu rupanya ingin ditepis sejumlah penggemar sepeda motor. Tak terkecuali para pemilik skuter Vespa di Purwakarta.
Bagaimana tidak, klub motor yang satu ini 180 derajat bebeda dengan geng motor. Mereka justru ingin mengubah kesan dunia bikers yang negatif, dengan cara mendalami ajaran agama.
Setidaknya para penggemar Vespa dari beberapa klub di Purwakarta bergabung untuk menggelar takbligh akbar bertajuk 'Scooterist Diajar Ngaji' yang diselenggarakan di Theater Terbuka Universitas Pendidikan Indonesia kampus Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (31/3/2018). Komunitas Vespa di Purwakarta gelar Takbligh Akbar. (istimewa)Kepada Liputan6.com, Andi Agung Mappaclly, Penanggung Jawab Scooterist Diajar Ngaji menyatakan, acara ini awalnya digelar agar para rider khususnya penggemar Vespa di Purwakarta menjadi pribadi yang baik, dan dapat bersama-sama belajar agama.
Pria yang akrab dipanggil Agung ini menjelaskan, melalui tema Diajar (belajar) Ngaji ini, kami sebagai manusia tidak hanya berhubungan dengan Tuhannya, tetapi juga akan berhubungan sesama manusia.
"Selain taat kepada Tuhan, manusia sebagai makhluk sosial juga harus membina hubungan baik dengan sesama manusia. Karena jika kami baik, maka kami pun akan berada di lingkungan yang baik," ungkap Agung.
Advertisement