Pengelola Pizza Hut Bakal Tawarkan 20 Persen Saham ke Publik

PT Sari Melati Kencana, pengelola Pizza Hut akan melepas saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Apr 2018, 20:21 WIB
Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sari Melati Kencana, pengelola Pizza Hut akan melepas saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018.

PT Sari Melati Kencana yang diambil alih oleh Sriboga Raturaya pada 2004 ini akan melepas sekitar 20 persen saham ke publik atau IPO.

“Iya akan IPO (PT Sari Melati Kencana-red). 20 persen saham yang dilepas ke publik,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat saat dihubungi Liputan6.com, Senin (2/4/2018).

Samsul menuturkan, dana IPO akan digunakan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) dan membayar utang. PT Sari Melati Kencana akan pakai laporan keuangan Desember 2017 untuk IPO. Diperkirakan perseroan mencatatkan saham perdana di BEI pada semester I 2018.

“Ya (semester pertama-red),” ujar Samsul.

Seperti diketahui, PT Sari Melati Kencana didirikan pada 1984 sebagai pemegang waralaba untuk restoran Pizza Hut di Indonesia. Kemudian diambil alih oleh Sriboga Raturaya pada 2004, dan sebagai usaha pertama kelompok tersebut masuk ke industri jasa makanan.

Perseroan mengklaim jaringan ritel di 224 lokasi gerai Pizza Hut dari Aceh hingga Papua. Selain itu untuk mendukung jaringan restoran Pizza Hut yang luas, PT Sari Melati Kencana ekspansi menambah 88 toko layani Pizza Hut Delivery yang pertama kali diluncurkan pada 2007.

 


Konsultan Keuangan: IPO Itu Tak Sulit

Terlihat data pasar modal saat pameran Investor Summit 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Investor Summit diselengarakan sebagai upaya agar masyarakat Indonesia paham tentang pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, melakukan penawaran saham perdana atau atau initial public offering (IPO) saat ini terhitung tidak sulit. Hal tersebut diungkapkan oleh CEO BDO Indonesia Thano Tanubrata.

Untuk diketahui, BDO adalah perusahaan jasa konsultan keuangan. BDO memiliki lebih dari 1.400 kantor di 159 negara.

Dalam acara "Road to Go Public Gathering With BDO Indonesia" di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Thano mengatakan bahwa melakukan IPO sekarang lebih mudah.

"Menjalankan bisnis seperti IPO saat ini lebih mudah. Hal itu terbantu oleh kebijakan baru dan situasi yang positif," ucapnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018.

Sementara itu, Managing Partner of Valuation BDO Indonesia Panca Arief Jatmika menjelaskan, terdapat tiga tahapan yang harus ditempuh agar bisa memulai IPO.

"Pertama adalah penelaahan, lalu persiapan, baru memulai pelaksanaan IPO dan ekspansi bisnis," tukas dia.

Dia kemudian mengemukakan, penelaahan harus dilaksanakan untuk menakar faktor internal dan eksternal apa saja yang akan memengaruhi kesuksesan dalam IPO. Fase tersebut dipraktikkan dengan cara penelaahan uji tuntas, penelaahan manajemen risiko perusahaan, dan penelaahan proyeksi bisnis.

"Itu akan memberikan gambaran seputar posisi perusahaan dan prospek bisnis ke depan," tukasnya.

Pada tahap persiapan, Panca menuturkan, calon emiten harus melakukan beberapa hal, seperti valuasi saham, restrukturisasi, dan mencari calon investor jika dibutuhkan.

Terakhir, ketika IPO sudah bisa dilakukan, maka emiten sudah dapat memulai ekspansi bisnisnya. "Dalam pelaksanaan IPO, dana di dalamnya bisa digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis," pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya