Tidak Cuma Korea Utara, 5 Negara Ini Pernah Menganut Ideologi Komunis

Tidak hanya Korea Utara dan Tiongkok yang masih menganut rezim komunisme. Negara berikut ini juga pernah terkenal termasuk dalam komunis Soviet.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 05 Apr 2018, 11:30 WIB
Mengapa Palu Arit Dilarang? (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Korea Utara, terkenal sebagai negara komunis yang eksis hingga saat ini. Nama Korut kembali mencuat di publik setelah mengembar-gemborkan ke hebatan senjata nuklir mereka.

Selain itu, gesekan antara Amerika Serikat serta Korea Utara turut membantu negara komunis tersebut semakin menarik banyak orang. Meski begitu, ternyata ada tidak hanya Korut saja yang terkenal sebagai negara komunis.

Walaupun sudah banyak yang berkurang dan hanya terhitung jari, sejumlah negara ini juga pernah mengambil paham komunisme. Melansir Financesonline, berikut rangkumannya.

1. Kongo

 

Foto: shutterstock

Negara yang berada di tengah benua Afrika tersebut pernah menganut paham komunisme. Meskipun sudah menghentikannya sejak 15 Maret 1992, Kongo pernah terkenal sebagai negara kedua di Afrika yang mengambil ideologi Marxis setelah Angola.

Ketika merdeka pada tahun 1960 dari Perancis, mereka mengubah nama Kongo Tengah menjadi Republik Kongo. Marien Ngouabi, sempat menjadi pemimpin partai Marxis-Lennis. Parta tunggal di Kongo yang membawa negara tersebut menganut ideologi komunis.

Kongo sendiri melakukan hubungan yang kuat dengan Prancis semi-sosialis serta Uni Soviet, yang mendukung negara Marxis di Afrika. Sayangnya, ideologi ini hanya bertahan hingga 1991. 

Transisi perpindahan komunisme menjadi demokrasi berjalan damai dan lancar di Kongo, hingga tahun 1992 pemilu denga banyak partai mulai dilakukan.

Sayngnya, perdamaian ini tak berlangsung lama setelah terjadi Perang Sipil pada tahun 1997.


2. Albania

(Source: Getty Images via BBC) Stalin dan ikon komunis lainnya yang dirayakan pada hari May Day di Albania pada tahun 1974.

Negara kecil yang terletak di bagian Eropa Tenggara, bertetangga dengan Yugoslavia dan Yunani. Setelah perang dunia usia, Albania justru melakukan hubungan lebih dekat kepada Yugoslavia. Hingga akhirnya paham komunisme ikut mempengaruhi negara dengan julukan 'Tanah Air Burung Elang' tersebut.

Pemimpin partai Komunis, Enver Hoxha pernah melindungi wilayah ALbania selama lebih dari 40 tahun. Meski begitu, Hoxha juga pernah menjalin hubungan yang terbilang singkat kepada Uni Soviet dan Tiongkok. Sayangnya, ikatan tersebut hanya terbilang sebentar.

Setelah kematian sang pemimpin, kemunduran komunisme di Albania semakin terlihat. Di tahun 1970, Albania telah melakukan sejumlah hubungan dnegan Prancis, Italia dan negara komunis lainnya.

Dengan jatuhnya negara pengusung komunis di tahun 1991, hal ini membuat rakyat memutuskan adanya transisi ideologi dalam negara mereka. Hingga akhirnya di tahun 1998, Albania membentuk konstitusi baru menjadi demokrasi.


3. Yugoslavia

Tentara militer Jermans aat Perang Dunia II. (http://historicalsocietyofgermanmilitaryhistory.com)

Yugoslavia dibentuk dari federasi banyak negara yang bergabung pada tahun 1918. Negara ini dibentuk meliputi Sebia, Crotia, Bosnia dan Herzegovina, Macedonia, Slovenia, Montengro dan Kosovo. Meksipun hanya enam yang diakui sebagai negara federal, mereka menganut paham komunis di tahun 1943.

Aliran komunis ini dipimpin oleh Josip Broz Tito dengan bantuan tentara Uni Soviet. Setelah perang dunia berakhir, Yugoslavia menyatakan untuk melepaskan diri dari pengaruh Soviet pada 1948. Meski begitu, mereka tetap menjalin hubungan dengan sejumlah negara barat.

Setelah Tito meninggal, negara-negara persekutuan Yugoslavia mulai memecahkan diri dan memproklamasikan kemerdekaan. Meski begitu tak semua negara yang terganbung dalam Yugoslavia berjalan lancar saat memisahkan diri.

Salah satu yang terbilang tragis yakni terjadi genosida dari tahun 1992-1995 terhadap umat Muslim Bosnia yang mendeklasrasikan kemerdekaan mereka. Dari enam negara bagian yang tersisa hanya Serbia dan Montenegro yang kemudan membentuk Republik Federal Yugoslavia.


4. Afghanistan

Anak-anak Afghanistan bermain di sisa-sisa tank Soviet di puncak bukit di pinggiran Kabul, Afghanistan (4/3). Mereka sering menghabiskan waktunya dengan bermain di sebuah tank yang sudah hancur dan hasil sitaan para pejuang. (AP Photo/Rahmat Gul)

Negara satu-satunya di Timur Tengah yang sempat menganut paham komunisme. Masuknya paham tersebut diakibatkan karena keterlibatan Uni Soviet saat Perang Dingin berlangsung. berkat dukungan Soviet, rezim komunis pertama didirikan di Afghanistan pada tahun 1978.

Para pemimpin revolusi di Afghanistan, Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin meminta untuk melembagakan sejumlah reformasi, termasuk hak yang setara untuk perempuan dan reformasi tanah. Sayangnya, keduanya dibunuh sebelum 1980 dan reformasi akhirnya dibatalkan.

Uni Soviet tetap menjadi kekuatan militer di Afghanistan hingga tahun 1980-an. Namun, mereka tak dapat mempertahankan kekuasaan karena jumlah pasukan Soviet terbilang sedikit. Sehingga rezim komunis tersebut tak bertahan lama hingga 28 April 1992.

Sejak keterlibatan AS dan Soviet, Afghanistan kemudian terlibat dalam perang saudara. Meskipun komunis sudah lama pudar dari Afghanistan, hingga saat ini Afganistan masih terjadi konflik dan baku tembak dengan Taliban serta tentara oposisi.


5. Angola

Foto: Sahistory

Masih berbatasan dengan Kongo, Angola terletak tepat di bagian barat daya Afrika. Setelah terlepas dari jajahan Portugal pada 1975, negara tersebut pecah ke dalam dua bagian akibat Perang dingin.

Republik yang didirikan atas dukungan Uni Soviet ternyata menang dan berhasil menghasilkan rezim komunis di sana.

Angola terkenal kuat melakukan ikatan dengan negara komunis lainya seperti Kuba. Meski begitu, mereka tidak menutup diri dan masih melakukan hubungan dengan negara Afrika Selatan lainnya.

Meski begitu, masih banyak sejumlah pihak yang sebanrnya tak setuju dnegan rezim komunis hingga perang saudara kembali pecah di tahun 1975.

Sampai akhirnya Soviet runtuh di tahun 1992, perang di Angola masih terus berlanjut sampai tahun 2002. Saat ini ANgola menjadi negara yang memiliki sumber daya Aalam yang besar namun penduduknya masih memiliki itngkat taraf hidup yang rendah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya