Kawanan Monyet Liar Hutan Tinjomoyo Semarang Mondar-mandir di Permukiman

Sekitar 20 monyet ekor panjang terlihat di kompleks Gedung Pastoran Johannes Maria di Jalan Pawiyatan Luhur, Gajahmungkur, Semarang.

Oleh SoloPos.com diperbarui 04 Apr 2018, 09:32 WIB
Monyet ekor panjang berkeliaran di lingkungan Pastoran Johannes Maria, Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa/pengurus Pastoran Johannes Maria/Semarangpos.com/Solopos.com)

Semarang - Populasi monyet ekor panjang di Kota Semarang, Jawa Tengah, ternyata tidak hanya berada di kawasan Goa Kreo, Jatibarang, Kecamatan Gunungpati. Populasi monyet ekor panjang di Semarang, juga terdapat di kawasan Hutan Tinjomoyo, Kecamatan Banyumanik.

Puluhan primata ini bahkan kerap mendatangi permukiman penduduk yang berada di sekeliling hutan itu, tak terkecuali pada Senin, 2 April 2018. Sekitar 20 monyet ekor panjang terlihat di kompleks Gedung Pastoran Johannes Maria di Jalan Pawiyatan Luhur, Gajahmungkur, Semarang.

Kehadiran kawanan monyet ini sempat membuat warga panik. Salah satunya, Agus, yang saban hari bertugas sebagai penjaga gedung Pastoran milik Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata.

Para monyet itu biasanya muncul saat siang hari. "Tadi juga muncul, sekitar pukul 12.00 WIB. Ada sekitar 20-an ekor," ucap Agus saat dijumpai Semarangpos.com (Solo Pos) di Gedung Pastoran Johannes Maria, Senin siang, 2 April 2018.

"Mereka naik ke atap, bahkan sempat mau masuk ke dalam gedung dengan cara menarik-narik gagang pintu. Untungnya, pintu sudah saya kunci," imbuhnya.

Agus mengatakan pula, kemunculan kawanan monyet liar di siang bolong itu sempat membuat warga resah. Hal itu lantaran primata tersebut kerap merusak tanaman dan menjarah makanan.

"Pas nyelonong masuk pastoran saja kue keranjang milik Rama Budi pernah diambil. Makanya, biar enggak terulang lagi, pintunya saya kunci rapat-rapat," ujar Agus.

Salah seorang penjaga hutan wisata Tinjomoyo, Suparno, membenarkan jika ada kawanan monyet yang berhabitat di hutan tersebut. Meski demikian, kawanan monyet ekor panjang itu cukup jinak karena jarang keluar hutan.

"Kemarin pas musim penghujan, mereka bahkan enggak pernah muncul. Sekarang memasuki musim kemarau, mungkin karena makanan di hutan habis, kera-kera itu jadi keluar," tutur Suparno.

Baca berita menarik dari Solopos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Monyet Jinak

Diduga sering mendengar suara tembakan, kawanan moyet liar memasuki pemukiman penduduk dan menjarah hasil kebun dan memasuki dapur rumah warga (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Suparno menambahkan, saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tengah menggiatkan wisata di Hutan Tinjomoyo melalui Pasar Semarangan yang digelar setiap akhir pekan. Setiap perhelatan Pasar Semarangan itu, kawanan monyet Hutan Tinjomoyo pun tak pernah menampakkan diri.

"Maka itu saya anggap keranya tidak liar. Kalau merambah ke permukiman penduduk, mungkin hanya sebatas mencari makanan," jelas Suparno.

Sementara itu, pastor yang menempati Gedung Pastoran Johannes Maria, Rama Aloysius Budi Purnomo, tidak merasa terganggu dengan kehadiran kawanan monyet itu. Ia justru merasa monyet-monyet itu muncul untuk menemani dirinya yang setiap hari memberi pelayanan keagamaan kepada umat Katolik.

"(Monyet) sering muncul, hampir setiap hari. Bahkan, sejak kali pertama saya tinggal di pastoran ini, tepatnya 23 November 2018. Tapi, enggak pernah mengganggu. Bahkan, jadi hiburan jemaat yang datang ke sini, terutama anak-anak," tutur pastor yang piawai memainkan saksofon itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya