Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan bimbingan teknis beton pracetak prategang konstruksi jalan laying yang diikuti 396 pekerja konstruksi.
Bimbingan tersebut bekerja sama dengan Ikatan Ahli Pracetak prategang Indonesia (IAPPI) dan Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I).
Pelatihan ini menjadi salah satu upaya meningkatkan keahlian dan penyegaran kembali akan kepatuhan menjalankan standar operasi prosedur (SOP) dalam setiap pekerjaan konstruksi.
Baca Juga
Advertisement
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyatakan, kegiatan itu dilaksanakan bukan karena ada kecelakaan kerja yang terjadi akhir-akhir ini. Namun, pelatihan telah menjadi agenda rutin yang sudah lama diprogramkan Kementerian PUPR maupun asosiasi.
"Adanya kecelakaan kerja merupakan peringatan bagi kita untuk lebih mempersiapkan diri lebih baik dalam bekerja. Kegiatan pelatihan merupakan agenda rutin yang telah dilakukan sejak 2015, dengan melakukan training kepada 200 insinyur untuk menjadi ahli bendungan,” kata dia saat membuka acara di Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Pada kesempatan itu, hadir sebanyak 396 pelaksana lapangan untuk mengikuti Bimbingan Teknis Beton Pracetak Prategang Konstruksi Jalan layang.
Selanjutnya
Para peserta pelatihan merupakan para pekerja dari berbagai perusahaan kontraktor, konsultan pengawas, dan konsultan perencana yang terlibat dalam proyek konstruksi layang, baik yang didanai APBN, BUMN, maupun swasta.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 orang merupakan anggota kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Metro Jaya.
Pelatihan selama tiga hari tersebut diisi oleh materi mengenai tugas dan fungsi Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan, Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Materi bimbingan meliputi pembelajaran dari studi kasus kecelakaan konstruksi, serta diadakan kunjungan lapangan ke proyek double double track dan proyek LRT Cibubur-Cawang-Kuningan.
Sementara itu, Dirjen Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin mengatakan, tujuan bimbingan ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pekerja konstruksi, khususnya untuk pekerjaan beton pracetak prategang konstruksi jalan layang.
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik hingga akhir 2017, dari 8,1 juta tenaga kerja konstruksi di Indonesia, yang bersertifikat baru sekitar 702 ribu orang. Kalau dihitung secara prosentase memang masih sangat kecil yaitu dibawah 10 persen. Kami targetkan sampai akhir 2019, akan ditingkatkan jumlah tenaga kerja bersertifikat menjadi 3 juta orang,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement