Liputan6.com, Wajo: Sudah sepekan kawasan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, terendam banjir. Selain menyebabkan ribuan kepala keluarga mengungsi, banjir juga meruntuhkan dua jembatan serta menghancurkan jalan penghubung Kabubaten Wajo, Soppeng, Pare-pare, dan Enrekang sepanjang ratusan kilometer. Berdasarkan pemantauan SCTV hingga Rabu (15/5) petang, banjir mengikis dan menurunkan pondasi jalan di kawasan tersebut.
Kerusakan terparah terjadi pada bibir aspal di Kecamatan Sabbang Paru, Pemmana, dan Kecamatan Lilirau di perbatasan Kabupaten Soppeng-Wajo. Jalur transportasi di kedua kabupaten itu pun terhambat. Sedangkan dua jembatan yang rusak berada di Kecamatan Tempe, yakni Jembatan Gantung Paduppa dan Jembatan Gantung Tokampo. Kedua jembatan ini membentang di atas Danau Tempe.
Banjir di sembilan kecamatan di Kabupaten Wajo melanda sejak Kamis pekan silam. Bencana ini disebabkan air Danau Tempe meluap karena curah hujan tinggi dan suplai air dari sembilan kabupaten menuju danau semakin besar. Akibatnya, ribuan rumah, areal persawahan, dan perkebunan serta tambak milik penduduk terendam dan rusak. Menurut Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Banjir Kabupaten Wajo Naharuddin Tinulu, tujuh warga Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa, dan Kecamatan Pitumpanua tewas tertimbun longsor atau terseret arus banjir [baca: Sembilan Kecamatan di Wajo Tenggelam, Tujuh Tewas].
Koresponden SCTV Iwan Taruna juga melaporkan, hingga kini, Tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Banjir Pemda Wajo, Tim Search and Rescue Universitas Hasanuddin, dan Tim SAR Polda Sulsel masih terus mencari dua korban banjir yang diduga hanyut di Danau Tempe. Keduanya adalah warga Kecamatan Tempe. Lebih dari 1.800 KK korban banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang sudah sepekan mengungsi dan dilaporkan mulai terserang berbagai penyakit [baca: Korban Banjir di Wajo Terserang Penyakit].(SID)
Kerusakan terparah terjadi pada bibir aspal di Kecamatan Sabbang Paru, Pemmana, dan Kecamatan Lilirau di perbatasan Kabupaten Soppeng-Wajo. Jalur transportasi di kedua kabupaten itu pun terhambat. Sedangkan dua jembatan yang rusak berada di Kecamatan Tempe, yakni Jembatan Gantung Paduppa dan Jembatan Gantung Tokampo. Kedua jembatan ini membentang di atas Danau Tempe.
Banjir di sembilan kecamatan di Kabupaten Wajo melanda sejak Kamis pekan silam. Bencana ini disebabkan air Danau Tempe meluap karena curah hujan tinggi dan suplai air dari sembilan kabupaten menuju danau semakin besar. Akibatnya, ribuan rumah, areal persawahan, dan perkebunan serta tambak milik penduduk terendam dan rusak. Menurut Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Banjir Kabupaten Wajo Naharuddin Tinulu, tujuh warga Kecamatan Tempe, Kecamatan Belawa, dan Kecamatan Pitumpanua tewas tertimbun longsor atau terseret arus banjir [baca: Sembilan Kecamatan di Wajo Tenggelam, Tujuh Tewas].
Koresponden SCTV Iwan Taruna juga melaporkan, hingga kini, Tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Banjir Pemda Wajo, Tim Search and Rescue Universitas Hasanuddin, dan Tim SAR Polda Sulsel masih terus mencari dua korban banjir yang diduga hanyut di Danau Tempe. Keduanya adalah warga Kecamatan Tempe. Lebih dari 1.800 KK korban banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang sudah sepekan mengungsi dan dilaporkan mulai terserang berbagai penyakit [baca: Korban Banjir di Wajo Terserang Penyakit].(SID)
