Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi Grab sempat tumbang (mengalami gangguan) selama berjam-jam pada Selasa (3/4/2018) malam. Sejumlah pengguna di Malaysia dan Singapura meluapkan kekesalannya di media sosial.
"Sepertinya kami tidak dapat terhubung ke server. Silakan coba lagi dalam beberapa menit," demikian keterangan yang tampil di layar smartphone ketika pengguna membuka aplikasi Grab.
Baca Juga
Advertisement
Masalah ini pun dibenarkan oleh pihak Grab dan perusahaan penyedia transportasi online asal Malaysia itu meminta maaf kepada pengguna.
"Pelanggan yang terhormat, kami mengalami gangguan layanan, yang dapat menyebabkan aplikasi Grab kamu tidak berfungsi. Kami bekerja keras untuk memperbaikinya, dan kami bekerja sepanjang waktu untuk menyelesaikannya. Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan terima kasih atas kesabaran kamu," tulis Grab lewat akun Twitter @GrabSG.
Pengguna Pasrah
Kejadian ini pun membuat sejumlah pengguna bingung dan pasrah serta menimbulkan banyak pertanyaan. Bahkan, ada warganet yang menyinggung soal integrasi aplikasi Uber dengan Grab.
Advertisement
Grab Caplok Uber di Asia Tenggara
Teka-teki mengenai masa depan Uber di Asia Tenggara akhirnya terjawab sudah. Grab baru saja mengumumkan akuisisi terhadap operasional Uber di wilayah Asia Tenggara.
Meski tak diungkap nilainya, kesepakatan ini disebut menjadi yang terbesar antara perusahaan internet di Asia Tenggara.
Nantinya, Grab akan mengintegrasikan layanan pemesanan kendaraan dan pesan antar makanan uber di kawasan Asia Tenggara ke platform milik Grab.
Melalui penggabungan bisnis ini, Grab berambisi menjadi platform mobile online-to-offline (O2O) nomor satu di Asia Tenggara sekaligus menjadi pemain utama dalam bisnis layanan pesan-antar-makanan.
Grab juga akan mengambil alih operasional dan aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Sebagai bagian dari akuisisi, Uber akan memiliki 27,5 persen saham di Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung dengan dewan direksi Grab.
"Akuisisi yang diumumkan hari ini menjadi tonggak dari dimulainya era baru. Penggabungan bisnis ini melahirkan pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara. Bersama Uber, kini kami berada di posisi yang semakin tepat untuk memberikan layanan terbaik," tutur CEO Grab Anthony Tan dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com.
Untuk mengurangi disrupsi, Grab dan Uber akan bekerja sama untuk segera melakukan migrasi mitra pengemudi dan penumpang Uber. Hal itu juga berlaku untuk rekanan merchant termasuk rekanan pengantaran Uber Eats ke platform Grab.
Aplikasi Uber sendiri akan tetap beroperasi selama dua minggu ke depan untuk memastikan stabilitas para mitra Uber. Mereka juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran mitra Grab secara online.
Sementara, Uber Eats tetap akan beroperasi hingga akhir Mei. Setelahnya, rekanan pengantaran dan restoran uber akan pindah ke platform GrabFood.
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini