Liputan6.com, Jakarta Sukses menerima piala Citra 2017 berkat perannya sebagai Lala dalam film Posesif, Putri Marino akhirnya kembali dengan proyek film baru. Aktris berusia 24 tahun ini dipercaya memerankan tokoh Sharifah untuk film Jelita Sejuba (Mencintai Ksatria Negara).
Sharifah diceritakan sebagai perempuan Natuna, Riau, yang mencintai seorang tentara bernama Jaka yang diperankan oleh Wafda Saifa. Selain tantangan dari segi karakter, Putri Marino juga sempat mengalami kendala dari segi bahasa.
Baca Juga
Advertisement
Dalam film ini, bahasa yang digunakan ialah 100 persen bahasa asli penduduk Natuna, yakni bahasa Melayu Ranai.
"Bahasanya susah. Dialeknya susah karena aku belum pernah berdialek Melayu sebelumnya. Dengar pernah tapi memang kalau buat ngobrol, komunikasi secara fasih belum pernah," ucap Putri Marino di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2018).
Belajar sampai Natuna
Untungnya, selama sebulan Putri Marino dan seluruh pemain mendapat pelatihan khusus berbahasa Melayu Ranai. Tak hanya itu, mereka juga diberi kesempatan untuk mempelajari bahasa ini langsung dengan penduduk asli Natuna.
"Jadi akhirnya mulai terbiasa dengan dialek Melayu. Terus ada seminggu sebelum syuting di Natuna juga bisa riset kehidupan di situ seperti apa. Dialeknya Melayu Natuna itu kan beda dengan Melayu pada umumnya," ungkapnya.
Advertisement
Terisolasi
Putri Marino juga memiliki kesan dan kenangan sendiri selama sebulan menjalani syuting di Natuna. Di sana, dia bisa merasakan suasana yang berbanding terbalik dengan hiruk pikuk kota-kota besar.
"Kita kayak terisolasi gitu. Enggak ada sinyal, enggak ada TV, jadi habis syuting pulang, mandi, tidur. Jadi kita enggak tahu kehidupan di Jakarta seperti apa. Di Jakarta ada banjir kita juga enggak tahu," kata dia.
Tayang 5 April
"Tapi positifnya adalah enggak terganggu proses syutingnya. Konsentrasi enggak terganggu sama HP, enggak terganggu sama dunia luar," tandas Putri Marino.
Jelita Sejuba akan tayang di bioskop Tanah Air mulai 5 April 2018.
Advertisement