Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian memetakan lima industri unggulan dalam negeri yang bakal terus didorong untuk hadapi revolusi industri 4.0.
"Kita butuh industri unggulan semuanya itu dipamerkan di sini satu tekstil dan foodware, kedua elektronik, ketiga otomotif, keempat industri kimia, dan kelima industri mamin (makanan dan minuman-red)," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, di JCC, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Sebab, menurut Airlangga Hartarto, hasil kelima industri ini cukup diminati secara global. "Jadi lima sektor itu merupakan industri yang diminati di seluruh dunia. Jadi 84 persen daripada ekonomi dunia itu demand-nya di 10 sektor, lima yang tadi saya sebut," ujar dia.
Baca Juga
Advertisement
Dia menuturkan, era revolusi industri 4.0 bakal lebih memudahkan masyarakat dalam menjalankan aktivitas. Sebab, semakin banyak kegiatan yang dapat dilakukan dan dikontrol dengan menggunakan smartphone.
"Masyarakat sudah mulai biasa melakukan interaksi antara mesin dirumah dengan smartphone bahkan di beberapa rumah, smartphone bisa untuk CCTV,” ujar dia.
"Yang pakai solar sel bisa mengkontrol setiap hari bisa listrik yang diproduksi solar panel berapa. Ini ke depan ini semakin intence," tambah dia.
Reporter: Wilfridus S
Sumber: Merdeka.com
Buka Peluang Ekspansi Perusahaan
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan, penerapan industri 4.0tidak akan berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja.
Airlangga Hartanto menuturkan, penerapan industri 4.0 justru akan membuka peluang ekspansi perusahaan yang kemudian berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja.
"Tidak perlu dikhawatirkan akan ada pengurangan tenaga kerja. Pabrik-pabrik ini malah akan melakukan ekspansi sehingga membutuhkan tenaga kerja baru," ujar Airlangga di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis 29 Maret 2018.
Airlangga mencontohkan, beberapa industri seperti makanan dan minuman serta garmen sebenarnya telah menerapkan revolusi industri 4.0. Pada praktiknya, peran manusia masih sangat dibutuhkan meskipun sebagian besar pekerjaan sudah dilakukan secara robotik.
"Jadi ini adalah lanjutan dari revolusi industri 3.0. Industri revolusi 3.0 tuh sudah otomatisasi. Tetapi kalau revolusi industri 4.0 mulai memanfaatkan internet untuk komunikasi yang lebih baik dan pengolahan data lebih baik antara mesin dan manusia dan antara mesin dan mesin itu sendiri," jelas dia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara juga sepakat, perkembangan teknologi seperti yang akan diterapkan dengan industri 4.0 tidak akan mengganti peran manusia. Namun demikian yang dibutuhkan ke depan adalah perubahan skill dari tenaga kerja itu sendiri.
"Yang dibutuhkan sekarang adalah perubahan skill set. Shopee misalnya, ternyata Shopee harus nambah 1.500 karyawan baru di bidang customer service. Kenapa? Karena tadinya enggak terpikir. Ada perubahan proses, di Shopee kita bisa return barang. Harus ngecek, enggak bisa robot. Harus orang," ujar Rudiantara.
Ia menambahkan, jadi satu pihak akan gantikan orang dengan teknologi tetapi juga akan tumbuh kebutuhan kemampuan yang baru. Ia pun mengimbau agar masyarakat tak khawatir. Namun pikirkan untuk kembali berlatih.
"Jadi orang Indonesia enggak usah takut, yang harus dipikirkan bagaimana mengubah skill set kita dengan cara training dan vokasi," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement