Liputan6.com, Jakarta Deretan desainer kenamaan tanah air memamerkan koleksinya di pekan mode Indonesia Fashion Week 2018. Pada pagelaran fashion tahunan ini delapan desainer seperti Rani Hatta, Zaskia Sungkar, Ria Miranda, Norma Hauri, Malik Moestaram, Barli Asmara, Restu Anggraini, dan Dian Pelangi meluncurkan koleksi terbarunya.
Baca Juga
Advertisement
Terinspirasi dari tren Wardah Sinar dan Pijar yang mengeksplorasi keindahan alam, masing-masing desainer telah mengkreasikansebuah koleksi sesuai dengan tren makeup yang diluncurkan brand kecantikan Wardah.
Rani Hatta menampilkan koleksi busana bertajuk Hero. Pergerakan perempuan di seluruh dunia merupakan isu utama dalam koleksi ini. Untuk mengemukakan pendapat, berkespresi, dan dapat membela diri, tidak lagi bersembunyi, tetapi untuk bangkit. Desainer yang identik dengan koleksinya yang edgy ini bermain dengan motif, warna, dan cutting yang maskulin.
Zaskia Sungkar menghadirkan koleksi bertema Gemintang. Menampilkan keanggunan, kecantikan, feminin, serta jiwa yang kuat dan tegas pada diri wanita. Sehingga tercipta desain yang feminim namun dengan siluet tegas dan struktur. Ditambah dengan detail beads dan aksesories berbahan metalagar menambah kesan kuat pada seorang wanita. Koleksi ini didominasi dengan warna hitam, silver dan merah.
Ria Miranda dan Norma Hauri
Sementara Ria Miranda hadir dengan koleksinya bertajuk Lullatone. Diangkat dari sosok seekor angsa, yang memiliki sifat anggun, cantik dan loyal terhadap pasangannya, namun dia juga memiliki sifat tegas dan agresif terhadap lawannya. Dua sifat tersebut digambarkan menjadi pertemuan dualisme yang menyatu menjadi sebuah komposisi kontras yang harmonis seperti terang dan gelap, pure dan kuat, feminimdan maskulin. Koleksi ini didedikasikan untuk menggambarkan sosok wanita masa kini.
Norma Hauri dengan koleksinya bertema Noir yang artinya hitam dalam bahasa Perancis. Mayoritas koleksi serbahitam awal terinspirasi dari kisah hidup Ratu Victoria dengan gaun hitam simbol berkabungnya sang ratu atas kematian suaminya, Pangeran Albert. Dia mengenakan gaun tersebut selama lebih dari 40 tahun. Kunjungannya ke Ediburgh menambahkan kesan melankolis pada koleksinya. Koleksi ini menggambarkan kekuatan perempuan yang bertekad untuk melanjutkan hidup setelah mengalami kepahitan dan kehilangan.
Advertisement
Malik Moestaram dan Barli Asmara
Malik Moestaram menampilkan koleksi bertajuk Peintures Anciennes. Berangkat dari cerita dan lukisan-lukisan Eropa yang diimplementasikan dalam pakaian dalam warna serta detail. Dengan kontras warna yang merekah pada pilihan bahan lembut, memberikan kesan romantis ditambah dengan paduan pola floral dan permainan warna.
Barli Asmara mengangkat tema Dazzling dalam koleksi terbarunya. Barli Asmara kembali membawa elemen klasik pada gaun dengan renda yang dihiasi motif-motif, sebuah ilusi pakaian yang disertai lipatan berlekuk, diukir bukan diacak yang terlihat berbeda arah di atas gaunnya. Tren tahun 20-an sampai 50-an yang berupa bayangan dan potongan akan hadir dalam koleksi puncak di akhir fashion show.
Restu Anggraini dan Dian Pelangi
Restu Anggraini dengan brand-nya ETU menampilkan busana bertajuk Poetic Breeze yang bercerita tentang indahnya rasa dalam menyambut musim semi. Sebuah inspirasi koleksi modest wear dengan siluet klasik yang memadukan warna alam dan romantisme musim semi yang puitis.
Terakhir Dian Pelangi menutup fashion show dengan koleksinya bertajuk Andewi. Andewi dalam Bahasa Sansekerta bermakna tumbuh-tumbuhan. Melambangkan keindahan floral Indonesia. Koleksi ini terinspirasi dari pedalaman hutan Indonesia yang menyimpan sisi cantik, elegan, namun misterius. Hutan Indonesia juga yang menjadi inspirasi palet warna dalam koleksi ini yaitu hitam, hijau, dan warna keemasan.
Advertisement