Jokowi: Sudah Ada Robot yang Mampu Bangun Rumah Hanya dalam 24 Jam

Selain mampu mempercepat proses pengerjaan, pemanfaatan robot dalam bidang ini juga mampu menghemat biaya konstruksi yang harus dikeluarkan.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Apr 2018, 13:20 WIB
Foto: Ufunk.net

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan perkembangan teknologi kini mulai diterapkan di bidang konstruksi. Salah satunya adanya robot yang mampu membangun sebuah rumah hanya dalam waktu 24 jam.

Robot tersebut menggunakan teknologi 3D printing. Dengan teknogi ini, selain mampu mempercepat proses pengerjaan, pemanfaatan robot dalam bidang ini juga mampu menghemat biaya konstruksi yang harus dikeluarkan.

"Sudah ada robot bidang konstruksi yang bisa mencetak sebuah rumah tinggal hanya dalam waktu 24 jam. Bayangkan menggunakan teknologi 3D printing dengan biaya hanya kurang lebih sepertiga ongkos konstruksi yang tradisional yang lama. Kita bisa bayangkan akan terjadi revolusi seperti apa nantinya," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Menurut Jokowi, salah satu kota yang akan memanfaatkan robot ini yaitu Dubai, Uni Emirat Arab. Bahkan, pemerintah kotanya menargetkan 20 tahun ke depan sebanyak 25 persen bangunan yang akan dibangun akan memanfaatkan robot ini.

"Pemerintah Dubai di tahun lalu juga sudah mengumumkan niatnya untuk 25 persen dari semua bangunan baru di Dubai dalam 20 tahun kedepan akan memakai teknologi 3D printing, guna mempercepat proses proses konstruksi," kata dia.

Jokowi mengatakan, hal-hal seperti ini harus segera diantisipasi baik oleh pemerintah maupun masyarakat. "Perubahan-perubahan seperti ini yang kita harus mengerti kita harus paham dan kita harus bisa mengantisipasi," tandas dia.


Jokowi: Saya Tidak Percaya Robot Bakal Gantikan Manusia

Pekerjaan pengantar pizza kini mulai digantikan dengan robot (Sumber foto: Domino)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan masuknya era revolusi industri ke-4 atau Industry 4.0 harus dilihat sebagai peluang, bukan ancaman. Hal tersebut menyusul adanya laporan dari lembaga riset dunia, McKinsey Global Institute.

Menurut Jokowi, revolusi industri 4.0 justru akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang.

Sebab, pemerintah telah mencanangkan adanya 10 juta pembukaan lapangan baru di 2030, seiring dengan masuknya Indonesia dalam era revolusi industri 4.0 tersebut.

"Saya percaya bahwa revolusi industri 4.0 akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang tadi disampaikan oleh McKinsey akan hilang. Artinya apa? Apakah revolusi industri ini sebuah peluang besar? Jawaban saya, iya.‎ Kalau kita mempersiapkan, merencanakan, dan bisa mengantisipasi ini. Apakan revolusi 4.0 ini sebuah ancaman? Menurut saya jawabannya, iya dan tidak. Bisa iya bisa tidak, tergantung kita," dia Jokowi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Dia menjelaskan, pada 2015 riset Mckinsey Global Institute mengatakan dampak dari revolusi industri 4.0 akan 3.000 kali lebih dahsyat dari revolusi industri pertama di abad 19.

"Bayangkan, dampaknya akan 3.000 kali lebih dahsyat dari revolusi industri pertama di abad ke-19. McKinsey mengatakan kecepatan perubahannya akan 10 kali lebih cepat dan dampaknya akan 300 kali lebih luas. bayangkan ini. jadi 10 dikali 300 artinya 3.000 kali lipat dampaknya. Saya percaya itu," jelas Jokowi. 

Kemudian, lanjut dia, dua tahun kemudian, McKinsey Global Institute juga mengeluarkan analisa lanjutan.

Dalam riset tersebut, McKinsey memprediksi memprediksi bahwa revolusi industri 4.0 akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia mulai dari sekarang hingga 2030.

"Artinya apa? Ya maksudnya McKinsey 800 juta pekerja di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaannya karena diambil alih oleh robot dan mesin dalam 12 tahun ke depan. Nah kalau yang ini saya enggak percaya, nggak percaya. Kalau yang pesimis saya enggak percaya atau paling enggak rada enggak percaya," kata dia.

 Tonton Video Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya