Liputan6.com, Jakarta Singapura - Kementerian Ketenagakerjaan melanjutkan kerjasama dengan Singapore Polytechnic International (SPI) untuk meningkatkan kualitas pelatihan SDM Indonesia yang telah terjalin sejak tahun 2011 hingga 2018.
Kerjasama ini meliputi bidang peningkatan mutu lembaga pelatihan kerja yang berdaya saing tinggi dan kredibel, manajemen pelatihan vokasi, inovasi pelayanan publik, kerangka kualitas pelatihan Indonesia serta program kerjasama di bidang lainnya.
Advertisement
"Kali ini kita melanjutkan kerjasama dalam rangka modernisasi metodelogi pembelajaran di pusat pelatihan pegawai pusdiklat dan politeknik Kemnaker RI untuk mewujudkan pelatihan berbasis digital yang berkualitas dan tepat guna," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Hery Sudarmanto dalam keterangan pers Biro Humas Kemnaker di Jakarta pada Rabu (4/4).
Pernyataan ini dikemukakan Sekjen Kemnaker Hery Sudarmanto saat memberikan sambutan “Workshop on Learner-Centered Experimential Teaching and Learning Approach “ yang diadakan di kampus SPI Singapura, Rabu (4/4/2018).
Turut hadir Lee Leck Seng, General Manager SPI, Kepala Pusdiklat Kemnaker Elsie Armaita, Karo Kerjasama Luar Negeri Indah Anggoro Putri, Direktur Politeknik Ketenagakerjaan Retna Pratiwi dan Widyaiswara Ahli Utama Kementerian Ketenagakerjaan Sugiarto Sumas dan Atase Ketenagakerjaan Agus Ramdhani.
Sekjen Hery Sudarmanto mengatakan tujuan kerjasama Kemnaker dengan SPI untuk meningkatkan pengelolaan lembaga pelatihan kerja yang bermutu, berdaya saing dan kredibel, serta program kerjasama Short Course Learner-centered Experiential Teaching and Learning Approach bagi tenaga pengajar (widyaiswara) Pusdiklat Kemnaker dan Polteknaker.
"Kami ingin agar para widyaiswara dan dosen politeknik Kemnaker mampu mengadopsi sistem dan metodologi pembelajaran yang dimiliki oleh SPI sehingga dapat menciptakan konsep pengajaran lebih inovatif dan berkualitas di Pusdiklat dan Politeknaker," kata Sekjen Hery.
Modernisasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari hardware atau sarana prasarana dan juga software atau disain program, salah satunya melalui peningkatan kapasitas Widyaiswara dan Dosen dengan kegiatan workshop Learner-centered Experiential Teaching and Learning Approach ini," kata Sekjen Hery.
Sekjen Hery menambahkan saat ini global mega-trends sedang terjadi dalam segala aspek kehidupan. Hal ini ditandai dengan adanya globalisasi, perkembangan teknologi, digitalisasi, perubahan demografi, perubahan iklim, perubahan nilai-nilai dan Interdepedensi antar negara.
"Semua dinamika tersebut memberi dampak dalam mengatasi berbagai masalah ketenagakerjaan yang saat ini semakin kompleks dan bervariasi. Itu tantangan yanh harus diantisipasi semua pihak," kata Hery.
Sekjen Hery menambahkan konsekuensi logis dari adanya global mega-trends, sekaligus sebagai tantangan yang harus disikapi secara tepat, strategis dan efektif agar mampu bertahan dan unggul dalam persaingan global saat ini.
Dalam konteks sumber daya manusia (SDM), maka segala kebijakan dan upaya Kemnaker harus mengarah pada peningkatan daya saing global SDM Indonesia pada situasi yang semakin dinamis dan kompetitif ini.
"Saya berharap semoga para pengajar Polteknaker dan para widyaiswara dapat mengadopsi sistem dan metodologi pembelajaran yang dimiliki oleh SPI sehingga dapat menciptakan konsep pengajaran yang lebih inovatif dan berkualitas, untuk diterapkan dalam mengajar," ujar Sekjen Hery.
Sebagai organisasi baru di Kemnaker, bagi Polteknaker melalui kegiatan workshop ini para dosen memiliki semangat baru melakukan perubahan, memperoleh pandangan dan wawasan baru sehingga dapat mengadaptasi metode pembelajaran modern, yang berbeda dengan yang lain sebagai ciri khas Polteknaker. Para dosen juga bisa menjalin jejaring dengan dunia luar, sehingga wawasannya selalu bertambah.
"Sebagai organisasi baru, Polteknaker harus memiliki nilai tambah agar mampu berkompetisi sehingga menjadi salah satu pendidikan pilihan bagi masyarakat," ujarnya.
Sekjen Hery berharap setelah mengikuti workshop, para pengajar Pusdiklat dan Polteknaker dapat menindaklanjuti berbagai bentuk karya nyata. Yakni rumusan metode penyampaian pembelajaran baru, menghasilkan pola diklat baru, menggabungkan antara kegiatan pembelajaran terkini dengan teknologi, yang dapat memberikan solusi baru bagi pesertanya dan dapat mengakomodir kepentingan penggunanya.
"Pada akhirnya outcome dari kegiatan ini adalah kemajuan lembaga ditandai dengan peningkatan kapasitas dan kualitas lulusan. Hasilnya dapat ditindaklanjuti bersama untuk peningkatan kapasitas SDM di lingkungan Kemnaker," ujarnya.
(*)