Liputan6.com, Seoul - Sebagian masyarakat Korea Selatan (Korsel) tepaksa gigit jari, lantaran tren minuman yang tengah digemari saat ini, mencampurkan tawon ke dalam soju, akan semakin jarang ditemukan.
Hal tersebut dikarenakan peringatan keras dari otoritas kesehatan dan pangan setempat pada Selasa, 3 Maret 2018, yang menyebut campuran unik itu berisiko sebabkan gangguan kesehatan.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post pada Rabu (4/4/2018), beberapa peminum percaya bahwa campuran tawon pada soju, sangat baik untuk menghindari tekanan darah tinggi dan diabetes.
Beberapa orang lainnya bahkan menambah serangga lain, termasuk lipan dan cacing tanah, untuk meramu tonik kesehatan soju ala mereka.
Baca Juga
Advertisement
Orang Korea Selatan memang dikenal sering mencampur soju dengan bahan-bahan lain yang unik. Salah satu yang paling populer adalah 'Somaci', yakni sebuah varian koktail yang dibuat dari campuran soju dan bir.
"Ini tidak lebih dari desas-desus, bahwa tawon dapat membantu memulihkan kesehatan," kata Kim Seung-hwan, seorang peneliti di Kementerian Keamanan Obat dan Makanan.
Kim mengatakan tren tersebut sebagai subkultur yang telah eksis sejak lama di Korea Selatan, tetapi perkembangannya kian memburuk karena beberapa orang mulai berbagi resep, dan bahkan menjualnya secara online.
"Di sinilah, kami merasa perlu memperingatkan orang-orang tentang bahaya tren tersebut, sebelum kemudian menjadi tidak terkendali," kata Kim.
Pihak berwenang telah memperingatkan secara keras tentang bahaya mencampur tawon dalam makanan. Hal itu dikarenakan dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah, selain berisiko membuat tersedak.
Pada Februari lalu, otoritas kesehatan Korea Selatan menggerebek sebuah toko soju di kota Hwaseong, yang kedapatan mencampur tawon ke dalam beberapa produk minuman kerasnya.
Kementerian Keamanan Obat dan Makanan mengatakan, bahwa mereka tidak tahu pasti jumlah orang yang terlibat dalam praktik pencampuran soju dan tawon.
Akan tetapi, mereka menekankan bahwa setiap orang harus menyadari apa yang seharusnya, dan tidak boleh mereka makan.
"Bukankah sudah cukup jelas bahwa tawon dan lipan tidak dapat dimakan?" tegas Kim.
Simak video pilihan berikut:
Minuman Beralkohol Bisa Merusak Otak Tikus
Sementara itu, sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan, berhasil menemukan bahwa minuman beralkohol mampu 'membersihkan' otak tikus laboratorium, yang menjadi subjek penelitian mereka.
Tim riset dari University of Copenhagen of Basic and Translational Neuroscience juga menyatakan bahwa khasiat miras mampu mengurangi risiko demensia pada tikus lab tersebut. Demikian seperti dikutip dari Live Science pada Rabu, 4 Maret 2018.
Riset itu memberikan celah baru mengenai potensi minuman beralkohol yang -- dalam kadar tertentu -- dapat digunakan untuk mengurangi risiko segelintir kondisi medis syaraf.
Tapi jangan senang dulu wahai manusia penggemar miras.
Karena, riset itu belum mampu membuktikan apakah efek serupa mampu berdampak pada Homo sapiens -- mengingat metabolisme manusia berbeda dengan tikus laboratorium subjek penelitian tersebut.
"Riset ini belum bisa dipandang sebagai rekomendasi pedoman konsumsi alkohol manusia," tulis Maiken Nedergaard, ketua tim riset dalam laporan penelitian yang dirilis di Journal of Scientific Reports vol.8.
Advertisement