Harga Minyak Tertekan Imbas Potensi Perang Dagang

Harga minyak acuan sempat sentuh level terendah dalam dua minggu didorong sentimen persediaan stok minyak dan potensi perang dagang.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Apr 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak melemah seiring usai penarikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) sehingga persediaan minyak turun.

Sentimen perang dagang pun membayangi harga minyak. China mengusulkan berbagai tarif pada barang AS sehingga memberi kekhawatiran perang dagang.

Harga minyak baik Brent dan West Texas Intermediate (WTI) merosot ke posisi terendah dalam dua minggu usai China pengimpor terbesar bahan baku dunia membalas rencana pemerintahan AS di bawah pimpinan Donald Trump untuk mengenakan tarif impor hingga USD 50 miliar.

Harga minyak Brent sempat sentuh level terendah USD 66,69 dan WTI ke posisi USD 62,06. Akan tetapi, pada akhir sesi perdagangan,  harga minyak Brent melemah 10 sen atau 0,15 persen ke posisi USD 68,02 per barel. Sementara itu, harga minyak WTI susut 14 sen menjadi USD 63,37 per barel.

"Saya memiliki keyakinan pertumbuhan ekonomi akan stagnan. Ini akan negatif untuk harga minyak,” ujar Michael McAllister, Analis MUFG, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (5/4/2018).

Harga minyak melemah terbatas usai the Energy Information Administration (EIA) merilis data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 4,6 juta barel hingga akhir pekan lalu. Analis mengharapkan peningkatan 246 ribu barel.

 


Data EIA

Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Berdasarkan data EIA, turunnya persediaan minyak mentah sebesar 141 ribu barel per hari. Sedangkan tingkat pemanfaatan kilang naik 0,7 persen. Selain itu, pergerakan wall street juga membantu harga minyak.

“Didukung oleh 4,61 juta barel minyak mentah mingguan di AS, peningkatan yang kuat di bursa saham mendorong aksi beli WTI. Namun persediaan 3,66 juta barel di Cushing, memberikan bobot yang cukup untuk bebani harga minyak,” ujar Anthony Headrick, Analis CHS Hedging LLC.

Sebelumnya kesepakatan OPEC dan produsen minyak non-OPEC untuk memangkas produksi telah mendukung harga. Produksi minyak OPEC jatuh ke level terendah dalam 11 bulan pada Maret karena penurunan ekspor Angola dan kilang minyak berhenti sementara di Libya. Ditambah produksi minyak mentah dari Venezuela yang merosot.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya