5 Alasan Pemkab Bogor Tolak Persija Bermarkas di Pakansari

Persija menemui hambatan untuk memakai Stadion Pakansari.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 05 Apr 2018, 09:15 WIB
Persija menemui hambatan untuk memakai Stadion Pakansari. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki banyak pertimbangan untuk menolak keinginan Persija Jakarta berkandang di Stadion Pakansari. Salah satunya ialah karena arena tersebut bakal direnovasi untuk keperluan Asian Games 2018.

Persija berencana memakai Pakansari sebagai markas kedua di musim ini. Pasalnya, tim berjuluk Macan Kemayoran itu bakal terusir dari homebase saat ini, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Sebab, venue tersebut kabarnya bakal steril pada Mei 2018 untuk kepentingan Asian Games.

"Pertama, hasil kesepakatan, dalam berita acara kesepakatan, selama renovasi untuk Asian Games, lapangan (stadion) yang ada di Jawa Barat, tidak boleh digunakan. Kecuali test event Asian Games," ujar Kepala Bidang Sarana dan Prasarana (Kabidsarpras) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bogor, Rudy Achadiat saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, Pakansari juga tengah dipersiapkan untuk kegiatan nasional dan internasional. Belum lagi, rencana dua klub lokal, Persikabo Bogor dan Bogor FC yang juga ingin bermarkas di stadion berkapasitas 30.000 penonton ini.

"Kita juga ada PORDA (Pekan Olahraga Daerah) di Oktober 2018. Setelah itu, infonya ada Piala Asia U-19 pada Oktober. November ada Peparda (Pekan Paralympic Daerah). Terus keempat, Persikabo dan Bogor FC ingin berkandang di Pakansari. Alasannya itu, ada empat," ucap Rudy terkait keinginan Persija bermarkas di Pakansari.


Alasan Lainnya

Persija menemui hambatan untuk memakai Stadion Pakansari. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Padatnya jadwal penggunaan Pakansari di tahun ini bukan fokus utama yang menjadi perhatian Dispora. Adanya potensi kerusuhan di wilayah Kabupaten Bogor menjadi risiko yang sangat serius.

Wilayah Kabupaten Bogor merupakan basis massa dari suporter Persib Bandung, Viking, yang tidak memiliki hubungan baik dengan pendukung Persija, Jakmania. Kasus ini yang menjadi pertimbangan utama bagi Dispora untuk berpikir dua kali mengizinkan tim ibu kota bermarkas di Pakansari.

"Satu poin lagi, rawan terjadinya kerusuhan," imbuh Rudy. Tapi, keputusan final Persija di berkandang di Pakansari ada di tangan Kementerian PU PR dan Inasgoc selaku panitia penyelenggara Asian Games. "Kita menunggu dari Kementerian PU PR dan Inasgoc."


Keuntungan Pemkab

Rudy tidak dapat berkilah dengan anggapan kehadiran Persija di Pakansari bakal memberikan keuntungan bukan hanya untuk Pemkab, tapi juga bagi para pedagang. Meski begitu, ia bersikukuh situasi kondusif lebih penting daripada profit tersebut.

"Memang ada pemasukan ya. Dibanding dengan SUGBK, kita jauh lebih murah. Menurut Persija juga, kalau di Jakarta terus, rugi. Tidak semua partai dapat ditonton oleh banyak orang. Secara pemasukan memang ada. Tapi kan masalahnya, rawan kerusuhannya," tutur Rudy mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya