Mengerikan, 5 Ilmuwan Ini Prediksikan Seperti Apa Perang Dunia III

Sejumlah iluwan di dunia pernah meramalkan bagaimana Perang Dunia III akan berlangsung. Apa prediksi mereka?

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2018, 13:31 WIB
Ilustrasi bom nuklir dalam Perang Dunia

Liputan6.com, Jakarta Apa yang terlintas dibenakmu jika terjadi perang dunia? Meletusnya Perang Dunia II dai tahun 1939-1945, mengakibatkan lebih dari 60 juta orang tewas jika ditotalkan dari banyak negara. Meskipun perang telah lama usai. Namun sejumlah ramalan tentang Perang dunia IIi membuat kekhawatiran banyak orang.

Jika benar Perang Dunia III sampai meletus, hal ini bisa dibilang mengerikan. Apalagi didiringi dengan kecanggihan teknologi saat ini, sejumlah negara telah menyiapkan senjata pemusnah masal.

Meskipun terdengar menyeramkan, sejumlah ilmuwan ternyata pernah memprediksi Perang Dunia III. Siapa saja ilmuwan yang meramal hal tersebut, berikut penjelasannya.


1. Louis Lord Mountbatten dan Albert Einstein

Albert Einstein saat memberikan kuliah di Wina pada 1921. (Public Domain)

Louis Lord Mountbatten dan Albert Einstein memprediksi PD III akan terjadi dengan tanpa tekonologi. PD III akan menggunakan alat-alat perang layaknya zaman kuno.

"Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang dengan senjata nuklir, yang keempat akan diperjuangkan dengan busur dan anak panah." Louis Lord Mountbatten

"Saya tidak tahu dengan apa senjata Perang Dunia Ketiga akan diperjuangkan, tetapi Perang Dunia Keempat akan diperjuangkan dengan kayu dan batu." Albert Einstein.


2. Profesor Paul D Miller dari National Defence University di Washington DC

(Foto: foreignpolicy.com)

Miller memprediksi bahwa konflik Perang Dunia III akan bermula di Latvia. Profesor Miller --sebelumnya telah secara akurat memprediksi konflik di Ukraina sebelum terjadi, memprediksi bahwa Rusia akan melakukan hal serupa seperti di Ukraina pada Latvia.

Moskow akan menghasut kelompok pro-Latvia dengan kelompok nasionalis pro-Rusia untuk memecah belah salah satu negara pecahan Uni Soviet itu. "Konflik itu akan diprediksi terjadi sekitar dua tahun lagi," ujar sang profesor seperti yang dikutip The Sun, Rabu (3/5/2017)


3. Pakar komputer Aaron Clauset dari Universitas Colorado, AS

(Foto: The Harverblog) Aaron Clauset dari Universitas Colorado, AS

Aaron menggunakan data 'Correlates War Project' untuk memprediksi PD III. Correlates War Project adalah sebuah basis data yang mengumpulkan semua hal terkait perang mulai dari tanggal hingga jumlah korban sejak 1823. Dia menggunakan data tersebut untuk mendalami 95 konflik bersenjata antar-negara sejak 1823 hingga 2003.

Clauset memerhatikan kondisi dunia sebelum, selama, dan sesudah sebuah konflik senjata yang cukup signifikan. Dia ingin mengetahui apakah setiap beberapa dekade selalu terjadi masa-masa tanpa perang besar di dunia.

Penelitian Clauset menunjukkan bahwa masa-masa tanpa perang besar yang disebut "perdamaian panjang" bukanlah hal yang langka terjadi dan hal itu amat mudah berubah.

Selain soal kemungkinan perang besar, Clauset juga menggunakan model komputernya untuk memprediksi kehancuran dunia. Menurut hasil perhitungannya, Clauset mengatakan, dunia akan hancur dalam waktu antara 383 hingga 11.489 tahun dari sekarang.


4. CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk

Elon Musk (AFP)

CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk ternyata telah memprediksi Perang Dunia III. Dia khawatir penyebab PD III karena kecerdasan buatan. "Persaingan untuk keunggulan AI di tingkat nasional sampai internasional kemungkinan besar bisa menyebabkan Perang Dunia III," kata Musk.

Prediksi Musk ini juga merupakan tanggapan atas komentar yang baru-baru ini diucapkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Menurut Putin, kecerdasan buatan bukan hanya masa depan bagi Rusia tapi juga seluruh umat manusia. "Siapa pun yang menjadi pemimpin di bidang ini, ia akan menjadi penguasa dunia," kata Putin.


5. Akademi Isu-isu Geopolitik Rusia, Konstantin Sivkov

(Foto: NY Daily News) Konstantin Sivkov

Sivkov memprediksikan bahwa Perang Dunia III akan bersifat koalisional. Negara-negara akan membentuk koalisi berdasarkan loyalitas mereka kepada salah satu dari dua model tatanan dunia. Model pertama adalah brutalitas yang bisa menghancurkan seluruh kemanusiaan. Model kedua adalah dukungan yang beradab atau harmoni beradab.

"Dengan kata lain, perang akan dilakukan untuk menentukan basis spiritual dari tatanan dunia yang baru. Itu akan didasarkan pada individualisme, keegoisan dan penindasan, atau komunitas, dominasi kepentingan mutual untuk bertahan dan berkembang, serta saling mendukung satu sama lain. Ini adalah perbedaan utama diantara perang yang akan terjadi dan perang-perang sebelumnya yang dilakukan untuk redistribusi ekonomi."

Lalu akan ada dua koalisi, pertama adalah aliansi dari negara maju industrialis yang diwakili oleh peradaban Barat. Pondasi spiritual dari koalisi ini didasarkan pada individualisme dan kepemilikan material yang menghasilkan kekuasaan uang. Inti politik dan militer dari koalisi ini diwakili oleh blok NATO.

Koalisi kedua meliputi negara-negara Ortodoks, Islam dan peradaban-peradaban lain yang didasarkan pada dominasi spiritual atas material. Koalisi ini tertarik pada tatanan dunia yang multipolar.

Namun negara-negara ini belum menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan geopolitik yang saling menguntungkan,apalagi kebutuhan di dalam persatuan politik atau militer.

 

Reporter

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya