Liputan6.com, Jakarta - Facebook akhirnya buka-bukaan tentang penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh konsultan politik Cambridge Analytica.
Ternyata, jumlah data pengguna yang disalahgunakan lebih banyak dibanding yang selama ini diperkirakan.
Jika selama ini disebut-sebut ada 57 juta data pengguna Facebook yang disalahgunakan, rupanya angkanya jauh lebih banyak dari itu.
Mengutip pernyataan resmi Facebook di laman Facebook Newsroom, Kamis (4/4/2018), total informasi pengguna Facebook yang bocor sebanyak 87 juta.
Baca Juga
Advertisement
"Secara total, kami percaya bahwa ada 87 juta pengguna Facebook --paling banyak di Amerika Serikat-- yang kemungkinan sudah dibagikan secara tidak layak oleh Cambridge Analytica," kata Chief Technology Officer Facebook Mike Schroepfer.
Parahnya, data pengguna Facebook Indonesia dan sejumlah negara lain juga ikut disalahgunakan. Indonesia bahkan masuk dalam tiga besar yang jadi korban.
Berdasarkan keterangan Facebook, sebanyak 70,6 juta akun yang disalahgunakan berasal dari AS. Sementara Filipina berada di posisi kedua dengan jumlah korban 1,2 juta. Kemudian, di posisi ketiga, 1,096 juta pengguna Indonesia jadi korban.
Negara-negara lain yang menjadi korban antara lain adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia.
Ancaman Menkominfo untuk Facebook
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, penggunaan data yang tak pantas oleh Facebook atau penyelenggara sistem elektronik lainnya bisa melanggar Peraturan Menteri Kominfo tentang Perlindungan Data Pribadi ataupun Undang-undang UU ITE.
"Sanksinya bisa mulai dari sanksi administratif, sanksi hukuman badan sampai 12 tahun dan sanksi denda hingga Rp 12 miliar," katanya.
Untuk menangani masalah penyalahgunaan data Facebook ini, Kemkominfo, kata Rudiantara, juga mulai berkoordinasi dengan Kepolisian RI untuk penegakan hukum yang diperlukan.
Advertisement
Sering Diterpa Masalah Keamanan Data
Facebook kerap diterpa masalah terkait keamanan data para pengguna. Sebagai media sosial terbesar di dunia, sudah pasti layanan tersebut menyimpan banyak data orang.
Salah satu masalah terbaru yang dialami Facebook yaitu kasus penyalahgunaan puluhan juta pengguna dengan melibatkan pihak ketiga.
The Guardian melaporkan bahwa Cambridge Analytica menggunakan data para pengguna Facebook itu, untuk kepentingan komersial.
Seluruh data tersebut dikumpulkan melalui sebuah aplikasi bernama thisisyourdigitallife, yang dibuat oleh Aleksandr Kogan, terpisah dari pekerjaannya di Cambridge University.
Melalui perusahaannya, Global Science Research (GSR), Kogan berkolaborasi dengan Cambridge Analytica dengan membayar ratusan ribu pengguna Facebook agar menjalani pengujian kepribadian dan menyetujui data mereka diambil untuk kepentingan akademis.
Selain itu, aplikasi tersebut juga mengumpulkan informasi dari test-taker teman-teman di Facebook, yang menyebabkan akumulasi puluhan juta data.
Facebook dilaporkan sudah lama mengetahui masalah tersebut, tapi perusahaan dikiritik karena tidak mengambil langkah serius untuk mengatasinya.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: