Banyuwangi Underwater Festival Kampanyekan Konservasi Laut

Tak hanya menyajikan beragam atraksi wisata unik, Banyuwangi Underwater Festival juga turut mengampanyekan konservasi laut.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Apr 2018, 12:45 WIB
Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Berbagai atraksi wisata meramaikan event wisata bahari Banyuwangi Underwater Festival yang digelar 4-6 April 2018. Di hari pertama event ini, beragam atraksi digelar, mulai "Nemo Dancing" (pengamatan ikan Nemo selama 48 jam), tari gandrung di dasar laut, pelatihan produk olahan ikan, dan edukasi bahari kepada 250 pelajar Banyuwangi.

“Pemerintah pusat menggaungkan pariwisata bahari sebagai salah satu kekuatan pariwisata Indonesia. Ini adalah bagian menterjemahkannya, dengan menggelar event yang tidak hanya menmapilkan atraksi, namun juga terkandung edukasi bahari di sini,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang) Kementrian Kelautan dan Perikanan Zulfichar Mochtar.

Banyuwangi Underwater Festival berlangsung di Pantai Bangsring yang merupakan kawasan konservasi bawah laut yang dikelola oleh nelayan Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi. Pada 2017 kelompok nelayan di kawasan ini menerima Kalpataru dari Presiden RI karena mereka mampu merubah mindset dari yang dulunya pengebom ikan, kini aktif melakukan restorasi terumbu karang.

Atraksi pengamatan Nemo selama 48 jam, merupakan salah satu bukti nyata keberhasilan konservasi yang dilakukan oleh nelayan Bangsring. Dulu, terumbu karang rusak dan ikan Nemo menghilang, tapi setelah menjadi area konservasi ikan Nemo pun kembali.

“Even ini adalah bagian kampanye kepedulian kami dengan laut, karena laut adalah masa depan kita yang harus terus dijaga dan dipelihara. Kami juga bangga dengan aksi para nelayan muda di sini, bersinergi dengan kami dan berhasil menjadikan wisata bahari ini menjadi salah satu tujuan liburan favorit di Banyuwangi,” kata Bupati Anas.

 


Atraksi Wisata Unik

Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Selain pengamatan Nemo, event ini juga menggelar edukasi bahari bagi 250 pelajar sekolah dasar yang berada di sekitar Pantai Bangsring. Salah satu edukasi yang diberikan adalah pengenalan jenis-jenis ikan seperti ikan tangkap dan ikan hias maupun yang dilindungi.

Juga ada atraksi menarik lainnya yang ditunggu para pengunjung, yakni menari Gandrung di bawah laut. Tarian yang menjadi salah satu ikon Banyuwangi ini sukses dibawakan oleh 23 penari dan pemain musik tradisional didasar laut Bangsring. Mereka menari di kedalaman 10 meter selama 10 menit dengan kostum Gandrung yang dilengkapi perlengkapan menyelam.

Sementara itu Kepala Balitbang KKP Zulfichar mengaku terkesan. Acara ini merupakan terobosan model pariwisata dimana pemerintah daerah berkolaborasi dengan kelompok nelayan konservasi mengemas sebuah even yang sangat menarik.

“Proses transformasi yang terjadi dari nelayan pembom ikan menjadi pelaku konservasi hingga menjadi pariwisata massif adalah hal yang sangat luar biasa. Ditambah dengan dukungan pemerintah daerah yang bisa mendorong kemajuan sektor pariwisata, menjadi sebuah inspirasi yang bisa menjadi contoh untuk daerah lain,” kata Zulfikar.

 


Menjaga Laut

Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Ketua Nelayan Samudra Bakti sekaligus pengelola Bangsring Underwater Ikhwan Arief mengatakan dirinya selalu mengajak dan memotivasi nelayan di Indonesia untuk menjaga ekosistem laut. "Karena, dengan cara ini nelayan bisa menjadi lebih sejahtera. Sudah saya buktikan," kata Ikhwan.

Sejak 2012, Samudra Bakti bersama Kementrian Pariwisata dan Kementrian Kelautan dan Perikanan dipercaya mendampingi nelayan dari berbagai wilayah di Indonesia untuk melakukan konservasi laut dan pengembangan pariwisata bahari. Mulai dari Raja Ampat, Wakatobi, Manokwari, hingga Bawean.

Simak juga video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya