Liputan6.com, Ohio - Robert Coggeshall tengah asyik bermain dengan anjing-anjing beagle-nya di halaman belakang rumah yang terletak di kota Youngstown, Ohio. Saat itu Jumat sore pekan lalu, kala ia melihat seekor rakun.
Pria berusia 72 tahun itu langsung menggiring anjing-anjingnya masuk ke dalam rumah saat rakun tanpa rasa takut berjalan ke pintu kaca. Selama beberapa saat, anjing peliharaannya dan si rakun berhadap-hadapan, saling menatap satu sama lain.
Coggeshall berpikir ada sesuatu yang salah dengan rakun itu, karena ia keluar pada siang bolong dan matanya tak memancarkan kelucuan seperti biasanya.
Baca Juga
Advertisement
Ketika Coggeshall ingin mengusir hewan itu, rakun itu berdiri dengan kaki belakang dan memamerkan gigi-giginya yang tajam, putih, dan merah jambu. Air liur menetes dari mulutnya. Demikian seperti dikutip dari The Washington Post pada Kamis (5/4/2018).
"Rakun berdiri dengan dua kaki belakangnya, dan itu sangat tidak biasa. Lalu, rakun itu pingsan. Badannya kaku, seperti koma," kata Coggeshall.
Namun, tak lama kemudian rakun itu terbangun, berjalan berkeliling sebentar, lalu berdiri dan berjalan dengan kaki belakangnya.
Selama dua jam Coggeshall, seorang fotografer satwa liar, menyaksikan rakun itu mengulangi pola aneh tersebut berulang kali. Dia kemudian mengambil sekitar 250 foto binatang itu.
Rupanya, menurut kepolisian Youngstown, rakun yang difoto oleh Coggeshall adalah satu dari puluhan rakun yang dilaporkan berperilaku aneh selama tiga minggu terakhir di kota itu.
Banyak penduduk melaporkan kepada polisi bahwa perilaku itu aneh. Saksi mata mengatakan sangat tidak biasa bahwa rakun keluar pada siang hari. Hewan itu bahkan tidak takut akan suara keras atau gerakan yang biasanya akan menakut-nakuti mereka, demikian menurut laporan WKBN-TV.
Perilaku rakun itu sangat mengganggu bagi sebagian penduduk. Sehingga, mereka menyamakan hewan itu dengan zombie dan hal itu membuat mereka trauma ketika bertemu binatang tersebut.
Hal itu membuat sejumlah media membuat berita utama dengan judul rakun zombi. Contohnya, media Vice menulis headline "Zombie Raccoons' Are Traumatizing Ohio Town". Kisah dalam berita itu menggambarkan rakun berperilaku aneh dan mengejutkan.
Menurut WKBN-TV dari Departemen Sumber Daya Alam Ohio, rakun kemungkinan terinfeksi dengan penyakit yang disebut distemper.
Penyakit yang disebabkan oleh virus, kadang-kadang fatal, biasanya menginfeksi anjing domestik yang tidak divaksinasi tetapi juga dapat menginfeksi rubah, coyote dan sigung.
Pada tahun 2003, harimau pertama yang diketahui dilaporkan terinfeksi dengan distemper -- seperti si rakun zombie-- mengembara ke kota Pokrovka, Rusia. Sang kucing besar itu hanya duduk bergeming, tidak terpengaruh oleh rangsangan dan gangguan di sekitarnya, menurut National Geographic.
Saksikan juga video berikut ini:
Menular ke Manusia?
Namun jangan khawatir, menurut Oregon Department of Fish and Wildlife, peyakit yang bikin rakun zombie itu tidak akan mempengaruhi manusia.
Distemper dapat menyebabkan kerusakan otak, yang kemungkinan besar akan menyebabkan perilaku tak kenal takut rakun di sekitar manusia. Penyakit ini juga menyebabkan gangguan pernafasan, kejang, imobilitas dan kematian, menurut National Geographic.
Di antara rakun, wabah penyakit ini kemungkinan besar terjadi pada populasi besar atau terkonsentrasi, dan dapat berlangsung dalam siklus lima hingga tujuh tahun, menurut Oregon Department of Fish and Wildlife.
Penyakit ini menyebar ketika hewan bersentuhan dengan cairan tubuh atau kotoran hewan yang terinfeksi. Distemper tidak sama dengan rabies, meski beberapa gejalanya serupa.
"Rakun benar-benar rentan terkena penyakit yang bahkan dapat menghancurkan populasi mereka sendiri," kata Geoff Westerfield, seorang ahli biologi margasatwa di Divisi Satwa Liar Departemen Sumber Daya Alam Ohio kepada WKBN-TV.
Penyakit itu, katanya, tidak akan menyebar dan akhirnya hilang sendiri. Tetapi untuk menghentikan penularan hewan yang sakit harus ditangkap dan dimatikan.
Polisi mengatakan kepada WKBN-TV bahwa ada 14 rakun zombie yang terinfeksi telah ditangkap dan dibunuh. Kecuali, yang mendatangi rumah Coggeshall.
Sementara itu, Coggeshall mengatakan dia memahami membunuh rakun zombie perlu dilakukan untuk mencegah agar wabah tidak meluas. Meski begitu, fotografer mengatakan dia masih merasa kasihan.
"Saya benci melihat hewan menderita," kata Coggeshall kepada The Washington Post.
"Itu benar-benar menggangguku melihat mereka sakit seperti itu. Tetapi sesuatu harus dilakukan," ucap Coggeshall mengomentari 'serangan' wabah rakun zombie.
Advertisement