Ekspor Hasil Ikan dari Laut Timur RI, KKP Gandeng Garuda Indonesia

Selama ini banyak hasil tangkapan nelayan di wilayah timur Indonesia yang terbuang karena tidak memiliki akses logistik ke pasar.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Apr 2018, 17:12 WIB
Penerbangan perdana Garuda Indonesia, Jakarta - Banyuwangi, 21 Juni 2017 tampaknya bakal menorehkan catatan sejarah.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalin kerja sama dengan PT Garuda Indonesia (Persero) dalam rangka pemanfaatan jasa angkutan udara nasional dalam rangka peningkatan kinerja perwujudan tata kelola pemerintah yang baik serta penyediaan angkutan logistik bagi produk-produk perikanan di kawasan timur Indonesia.

Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi mengatakan, hal pertama yang menjadi poin dalam kerja sama ini yaitu soal ticketing management antara kedua pihak.

Keuntungan kemitraan yang ditawarkan oleh maskapai plat merah tersebut antara lain potongan harga 12 persen, kemudahan mencari jadwal dan penjadwalan ulang serta mendapatkan prioritas waiting list bagi pegawai di lingkungan KKP.

"Jadi pertama tadi yang normatif adalah travel manajemen, kemudian sharing informasi, fasilitas," ujar dia di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Kemudian, poin kedua yaitu soal dukungan Garuda Indonesia dalam program Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) di pulau-pulau terkecil dan terluar.

Dalam hal ini, Garuda diminta berperan aktif dalam pembangunan sistem logistik ikan di dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.

"Kemudian yang paling penting bagaimana kita berintegrasi dengan Garuda sebagai logistik provider dan KKP yang yang bertanggung jawab mengembangkan sektor kelautan dan perikanan. Yang penting sekarang kita punya akses dulu dengan mengembangkan infrastruktur logistik yang ada," kata dia.

 


Buka Akses

Pembeli melihat ikan di di pelelangan ikan Muara Angke, Jakarta, Kamis (24/3). Pada 2015 secara total Indonesia telah memanfaatkan potensi ekonomi sektor kelautan sekira Rp350 triliun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Rifky, selama ini banyak hasil tangkapan nelayan di wilayah timur Indonesia yang terbuang karena tidak memiliki akses logistik ke pasar. Padahal, ikan nelayan tersebut memiliki harga yang relatif mudah namun bernilai tinggi jika diolah dan dipasarkan ke daerah lain maupun di negara lain.

"Harga ikan di timur murah. Berarti itu mencapai pasar, aksesnya tertutup. Dengan sistem yang kita garap aksesnya terbuka, harga bisa lebih tinggi kualitas lebih bagus, nelayan sejahtera," jelas dia. 

"Garuda dapat untung dari prices mengangkutnya. Jadi ini sinergi dengan Garuda, membuat produk indonesia punay daya kompetitif, terutama di market-market internasional. Jadi saya pikir inilah kenapa kita melakukan kerja sama pada hari ini," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya