Liputan6.com, Jakarta - Davor Suker membuat sejarah besar dalam sepak bola Kroasia pada 1998. Ia membawa Timnas Kroasia lolos ke semifinal Piala Dunia 1998 yang berlangsung di Prancis.
Sayang, upaya Davor Suker untuk meloloskan Timnas Kroasia ke final Piala Dunia pertamanya dijegal Prancis dengan skor 1-2. Gagal ke final tidak membuat Suker patah semangat. Dia kembali bersinar dengan mencetak gol penentu kemenangan 2-1 atas Belanda dalam perebutan peringkat ketiga.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya itu, Suker juga dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Sepatu Emas atau pencetak gol terbanyak di Piala Dunia 1998. Prestasinya itu sekaligus mematahkan prediksi yang menjagokan bintang Brasil, Ronaldo, dan bomber Timnas Argentina, Gabriel Batistuta, sebagai pencetak gol terbanyak.
Selain itu, Suker juga memenangkan penghargaan Silver Ball atau Bola Perak sebagai pemain terbaik kedua di Piala Dunia 1998. Sementara Bola Emas atau pemain terbaik pertama direbut Ronaldo.
"Saya punya mimpi memenangi Sepatu Emas di Piala Dunia dan mimpi itu terealisasi di Prancis 1998. Sungguh itu adalah momen saat saya memainkan sepak bola terbaik dalam karier dan juga menjadi momen spesial bersama timnas Kroasia," kata Davor Suker ketika itu.
"Buat kami, luar biasa bisa finis di peringkat ketiga di depan tim-tim besar di dunia. Kami finis di depan Inggris, Argentina, Belanda, Spanyol, Jerman, dan Italia. Jadi, itu adalah sesuatu yang menakjubkan bagi sebuah negara kecil," ucapnya menambahkan.
Maradona dan Real Madrid
Karier sepak bola Davor Suker dimulai di usia 16 tahun ketika bergabung dengan NK Osijek. Lima tahun memperkuat klub kampung halamannya itu, ia mencetak 40 gol dalam 91 pertandingan.
Dia lalu melanjutkan kariernya ke klub besar Kroasia, Dinamo Zagbreg, pada 1989. Dua musim di Zagbreg, pria kelahiran 1 Januari 1968 di Osijek, Yugoslavia, memutuskan bergabung dengan Sevilla.
Di klub Spanyol itu, Suker bermain bersama megabintang Argentina, Diego Maradona. Bersasma Sevilla, karier Suker makin bersinal. Dia menjadi pencetak gol terbanyak Liga Spanyol pada musim 1993-1994 dengan 24 gol.
Setelah lima musim berkostum Sevilla, Suker direkrut Real Madrid pada 1996. Di musim perdananya, 24 gol yang dicetaknya membantu Madrid memenangkan gelar Liga Spanyol.
Semusim kemudian, pemain yang dijuluki The Wizard (penyihir) ini mengakhiri penanti 32 tahun Madrid di Liga Champions. Klub raksasa Spanyol itu dibawanya memenangkan trofi Liga Champions ke-7.
"Ketika masih kecil saya punya mimpi bermain di tim yang sama dengan Diego Maradona dan bermain bersama salah satu klub terbesar di dunia seperti Real Madrid," ucap Suker tentang perjalan kariernya.
Advertisement
Presiden HNS
Setelah meninggalkan Real Madrid pada 1999, Suker sempat bermain untuk Arsenal, West Ham, dan 1860 Muenchen. Namun, penampilan Suker jauh menurun.
Suker yang terpilih sebagai pemain terbaik Kroasia sebanyak enam kali, kemudian memutuskan pensiun pada 2009 silan. Dia kembali Kroasia dan mendirikan akademi sepak bola, Davor Suker Soccer Academy.
Pada 2012, dia mencalonkan diri sebagai presiden Federasi Sepak Bola Kroaia (HNS) dan terpilih. Pria yang dijuluki Sukerman, mengacu kepada tokoh kartun pahlawan super, Superman, ini sukses membersihkan sepak bola kroasia yang diterpa skandal taruhan.