Saham Boeing Jadi Pendorong Utama Penguatan Wall Street

Saat ini, fokus pelaku pasar tertuju pada kinerja emiten pada kuartal pertama 2018 yang diperkirakan akan tumbuh positif.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Apr 2018, 05:08 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street kembali menghijau pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Indeks acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 membukukan keuntungan untuk hari ketiga berturut-turut karena kekhawatiran investor akan konflik dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mereda.

Saat ini, fokus pelaku pasar tertuju pada kinerja emiten pada kuartal pertama 2018 yang diperkirakan akan tumbuh positif.

Mengutip Reuters, Jumat (6/5/2018), Dow Jones Industrial Average naik 240,92 poin atau 0,99 persen ke level 24.505,22. Untuk S&P 500 naik 18,15 poin atau 0,69 persen ke angka 2.662,84. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 34,45 poin atau 0,49 persen menjadi 7.076,55.

Saham Boeing menjadi pendorong utama penguatan Wall Street. Saham perusahaan tersebut mengalami pukulan berat saat China mengumumkan bakal memberikan tarif kepada ratusan produk AS.

Namun pada perdagangan Kamis ini, saham Boeing mampu berbalik arah dan menguat 2,7 persen sehingga menjadi pendorong utama indeks Dow Jones.

Penguatan terbesar kedua adalah saham Goldman Sachs yang naik 1,3 persen.

"Kami melihat dalam tiga hingga empat bulan ke depan akan banyak negosiasi karena adanya pengenaan tarif dan bea masuk," jelas president Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia, AS, Peter Tuz.

 


Laporan Keuangan

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saat ini, konsentrasi pelaku pasar terhadap perang dagang sudah mulai mereda. Sebagian besar tengah menunggu kinerja emiten untuk kuartal pertama 2018 yang bakal mulai diumumkan pada pekan depan.

Sebagian besar pelaku pasar cukup optimistis dengan kinerja perusahaan-perusahaan di awal tahun ini. "Banyak yang memberikan respons positif karena adanya pengurangan tarif pajak," jelas Tuz.

Perkiraan pendapatan dari perusahaan-perusahaan AS naik tajam setelah Kongres AS menyetujui perubahan besar terhadap Undang-Undang Pajak AS akhir tahun lalu.

Hal tersebut akan mendorong pertumbuhan laba kuartal pertama yang diperkirakan akan menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya