Menambang Mars Sampai Jual Tanah di Bulan, 6 Kasus Orang yang Mengklaim Luar Angkasa

Enam kasus konyol ini meliputi sejumlah ornag yang mengklaim benda-benda di luar angkasa merupakan milik mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2018, 13:30 WIB
Ilustrasi Saturnus (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Planet dan segala macam objek di luar angkasa kerap kali membuat kita takjub. Meksipun kita tak pernah melihatnya secara langsung. Namun kehebatan objek di angkasa menjadi hal yang misterius dan menimbulkan rasa kekaguman bagi manusia.

Sayangnya, kekaguman manusia kadangkala harus disertai oleh tingkah konyol. Benar saja, ada sejumlah orang yang mengklaim fenomena bulan, matahari dan hal lainnya di luar angkasa selayaknya properti

Tentunya tindakan tak masuk akal ini membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Walaupun begitu, gara-gara klaim tersebut orang-orang yang memanfaatkan keuntungan semacam itu justru berhasil mendapatkan keuntungan.

Melansir laman Listverse, berikut merupakan sejumlah orang yang mengklaim sebagai pemilik dari benda-benda di luar angkasa.


1. Jual beli tanah Bulan

Ilustrasi gerhana bulan penumbra. (Fred Espenak/Mreclipse)

Di tahun 1967, PBB mengeluarkan perjanjian yang melarang sebuah negara memiliki berbagai benda luar angkasa. Hal ini dilihat sebagai celah oleh Dennis Hope, yang berpikir bahwa jika negara tak boleh memiliki, berarti individu boleh.

Akhirnya, ia mengklaim memiliki Bulan, Io (bulan dari Jupiter), Merkurius, Venus, Mars, dan Pluto. Jika Anda mengira gagasan mengklaim Bulan telah konyol, Hope bahkan menjual tanah di Bulan, per acre (kurang lebih 4 kilometer persegi) dengan harga hampir 20 dollar. Lebih konyol lagi ketika ia menolak tawaran seseorang yang ingin membeli Kutub Utara di Bulan dengan harga 50 juta Dollar.

Lebih konyol dengan tingkatan yang lebih mengerikan lagi, Hope telah mendapat pemasukan lebih dari 11 juta Dollar dari hasil menjual tanah di Bulan, termasuk kepada beberapa presiden AS dan selebritis seperti Tom Cruise.


2. Dokter yang 'menambang' Mars

Ilustrasi penampakan Mars pada 3 miliar tahun yang lalu (Independent/Didier Florentz).

Di tahun 2015 silam, Presiden Obama menandatangani sebuah kebijakan yang memperbolehkan perusahaan yang berhasil mendarat di luar angkasa untuk menambang dan menyimpan hasilnya. Hal ini menginspirasi seorang dokter dari Inggris bernama Phillip Davies, untuk melakukan versi konyol dari hal tersebut: menambang Mars dari Bumi.

Caranya, ia menembakkan laser ke arah Mars dengan perkiraan yang cukup presisi meski tidak tahu apa pengaruh laser tersebut ke permukaan Mars. Ujung-ujungnya, ia akhirnya menjual bidang tanah Mars dengan harga cuma satu sen dan dibeli oleh 13.000 orang.


3. Negara luar angkasa

Ilustrasi tujuh planet di Trappist-1 (Nature)

Pada tanggal 20 Desember 1948, seseorang bernama James Thomas Mangan mendeklarasikan bahwa seluruh luasnya luar angkasa adalah wilayah miliknya. Karena klaim ini adalah hal yang baru di masa itu, ia jadi headline di mana-mana dan kegiatannya selalu diikuti wartawan dan kru televisi.

Meski demikian, klaim ini ditolak oleh Dinas Pertanahan dari tempat asalnya, yakni Cook County, negara bagian Illinois, AS. Akhirnya, Mangan menindaklanjuti klaimnya hingga disetujui oleh Jaksa Agung AS, bahkan sempat menyurati PBB dan 74 sekretaris negara untuk mengakui 'negara' barunya tersebut.

Tentu saja, PBB menolaknya. Namun Mangan justru mengibarkan bendera yang diklaim sebagai bendera nasional luar angkasa tersebut di depan markas PBB di New York. Ia bahkan juga membuat mata uang bernama Celeston yang jadi alat pembayaran resmi.

Sebelum meninggal di tahun 1970, ia menulis surat wasiat agar negara miliknya itu diwariskan kepada keturunannya.


4. Menuntut NASA di meja hijau karena menjajaki planet Mars

Ilustrasi astronot (NASA)

Pada tahun 1997, tiga orang berkebangsaan Yaman menuntut NASA di meja hijau karena telah mendaratkan robot Sojourner Rover di Planet Merah Mars. Tiga orang tersebut, Adam Ismail, Mustafa Khalil, dan Abdullah al-Umari, mengklaim bahwa mereka adalah keturunan dari suku Himyarite dan Sabaean yang hidup di jazirah Arab pada milenium pertama sebelum masehi.

Mereka menyebut bahwa nenek moyang mereka itu memiliki tujuh kuil di tujuh planet, termasuk Mars, di mana mereka berasumsi bahwa planet tersebut adalah 'perantara' mereka ke Tuhan.

Mereka mencoba melancarkan tuntutan ini ke pihak yang berwajib di Yaman, namun justru berujung ke ancaman hukuman bagi mereka sendiri karena mengklaim suatu properti, dibutuhkan sertifikat di mana mereka tak punya. Akhirnya, tuntutan dicabut karena mungkin terlalu konyol.


5. Menyertifikatkan Bulan

Ilustrasi gerhana bulan total. (Sumber foto: unsplash.com)

Di tahun 1953, seorang pengacara asal Chile bernama Jenaro Gajardo ingin bergabung bersama sebuah komunitas bernama Club Union Social. Ia mendaftar jadi anggota, namun ditolak karena ia tak memiliki properti, yang merupakan salah satu kewajiban untuk menjadi anggota.

Akhirnya, setelah terinspirasi karena melihat bulan purnama, ia pergi ke kantor pertanahan untuk mendaftarkan Bulan sebagai properti miliknya. Secara teknis hal ini bisa dilakukan di kantor tersebut, dan hanya dengan membayar sejumlah 42 peso, ia mendapatkan sertifikat dokumen yang menyebut bahwa ia pemilik Bulan. Ia diterima sebagai anggota di komunitas yang tadinya menolaknya.

Lebih jauh, pada tahun 1969 ketika Neil Armstrong dan Buzz Aldrin akan jadi dua orang pertama yang menginjakkan kaki di Bulan, Gajardo kembali membuat headline karena ia menuduh AS melanggar wilayah perbatasan dan juga sempat melancarkan aksi tuntutan meja hijau meski tak tergubris.

Sang pemilik Bulan meninggal di tahun 1998 dan di 2005, cucu-cucunya masih mempertahankan klaim kakeknya sebagai pemilik Bulan.


6. Diblokir eBay karena jual tanah Matahari

Ilustrasi matahari (iStockPhoto)

Seorang berkewarganegaraan Spanyol bernama Maria Angeles Duran, terinspirasi oleh Dennis Hope (pria penjual tanah Bulan) dan akhirnya mengklaim kepemilikan dari Matahari pada tahun 2010 silam. Ia mengajukan sertifikasi tanah Matahari dan menjualnya di eBay sebesar 1 Euro per meter persegi. Pembeli akan mendapat sertifikat untuk bidang tanah yang mereka beli.

eBay sendiri mengetahui hal ini langsung memblokirnya, dan menganggap gagasan menjual tanah di Matahari adalah ide konyol. Namun Duran bersikeras. Ia menyewa pengacara dan menuntut eBay, dengan dalih Matahari adalah sumber daya alam layaknya air ataupun angin.

Tak disebut apakah tuntutan meja hijau ini berlanjut atau berhenti di sekedar tuntutan, namun eBay tetap memblokirnya karena melanggar kebijakan eBay yang melarang penjualan benda yang tak jelas asal-usulnya.

Reporter

Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya