Liputan6.com, Banjarnegara - Dunia petualangan anak-anak selalu mengasyikkan. Berkubang di lumpur, berlarian di gang-gang kecil, balapan sepeda, timbul tenggelam berenang di aliran air, hingga bertualang ke tengah hutan.
Tawa dan tangis selalu beradu padan. Semuanya berakhir ketika mereka kembali ke peraduan masing-masing. Keesokan harinya, mereka kembali bersenda gurau bersama.
Tetapi, cerita petualangan lima sekawan asal Pucang Kecamatan Bawang, Banjarnegara ini tampaknya benar-benar berakhir. Mereka kehilangan salah satu anggotanya lantaran tenggelam di Sungai Serayu.
Bagi warga Desa Pucang, khususnya Dusun Purbayasa, Serayu adalah bagian dari urat nadi. Ikan, batu, dan pasirnya memberi kehidupan kepada warga.
Baca Juga
Advertisement
Bagi anak-anak, sungai ini adalah dunia bermain mereka. Sungai Serayu menjadi galaksi yang tak pernah habis dirambah oleh fantasi.
Seperti waktu yang sudah-sudah, Kamis siang, 5 April 2018, sekitar 14.00 WIB, Triyanto (10) beserta Satrio (10), Febri (10) dan dua rekan lainnya bermain dan berenang di tepian Sungai Serayu. Mereka membakar ketela di pinggiran alirannya.
Sembari menunggu ketela matang, kelima anak ini bermain di tepian Sungai Serayu. Capai bermain, mereka menikmati ketela di pinggiran sungai berpasir, dibuai angin yang membelai semilir.
Mereka tak pernah menyadari bahwa Sungai Serayu sudah banyak orang tenggelam dan kehilangan nyawa.
Nyaris Ikut Celaka
Sekitar 1,5 jam bermain, petualangan nan mengasyikkan itu jadi kacau balau ketika Triyanto dan Satrio tiba-tiba tenggelam ke tengah Sungai Serayu yang dalam, sekitar pukul 15.30 WIB. Diduga, keduanya kelelahan.
Melihat nyawa kawannya terancam, Febri tak tinggal diam. Tanpa mempertimbangkan keselamatannya, ia berupaya mengejar Triyanto dan Satrio yang gelagapan kehabisan tenaga di tengah sungai.
Tentu, Febri tak mengetahui teknik aman menyelamatkan orang di derasnya air. Nyaris saja Febri menjadi korban ketika dua kawan yang tenggelam itu menyeretnya ke palung sungai.
"Saksi Febri hendak menolong keduanya, justru hampir ikut tenggelam karena dipegangi oleh Triyanto dan Satrio," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman, Kamis malam.
Adapun dua kawan lain yang berada di tepian Sungai Serayu berteriak-teriak minta tolong. Kebetulan, sekitar 300 meter hilir tempat kejadian bencana (TKB) ada semacam depo pasir.
Advertisement
Pencarian Hingga Tengah Malam
Beruntung, Febri berhasil melepaskan diri. Dia pun menepi. Satrio juga berhasil diselamatkan oleh seorang nelayan yang buru-buru berenang menyelamatkan korban tenggelam usai mendengar teriakan minta tolong.
Sayangnya, Triyanto hilang tenggelam. Warga pun mencari dengan peralatan seadanya. Penambang pasir dan nelayan menyelam mencari keberadaan Triyanto.
Hilangnya Triyanto kemudian dilaporkan ke aparat desa yang lantas secepatnya meneruskannya ke kepolisian dan BPBD Banjarnegara. Tim Search and Rescue (SAR) gabungan pun terbentuk dan menggelar pencarian hingga tengah malam. Selain warga, relawan BPBD, Polsek Bawang, Personel Polres, PMI dan RAPI Banjarnegara terlibat dalam pencarian ini.
"Sampai tengah malam masih nihil," dia menerangkan.
Pencarian pun dilanjutkan pada Jumat pagi. Skala pencarian diperluas. Tim SAR gabungan menyisir hingga berkilometer ke arah hilir dari lokasi tenggelam.
Saksikan video pilihan berikut ini: