Liputan6.com, Maizuru - Ada kepanikan luar biasa yang terjadi di atas panggung sumo di Kota Maizuru, Jepang. Kala itu, Wali Kota Ryozo Tatami sedang membuka pertandingan dan menyampaikan pidato terkait kompetisi yang akan digelar.
Tiba-tiba, Wali Kota Ryozo terjatuh dan pingsan tepat di lingkaran cincin area pertandingan sumo. Semua orang panik, termasuk para staf yang mendampinginya.
Karena rasa panik itu, banyak pihak yang melupakan adat atau tradisi yang telah dipegang sejak zaman dahulu kala.
Baca Juga
Advertisement
Sejumlah wanita dari tim medis secara refleks naik ke atas panggung dan masuk dalam cincin area pertandingan.
Padahal, dalam sebuah aturan, wanita dilarang keras untuk masuk ke dalam area tersebut. Wasit yang memimpin pertandingan kemudian berteriak dan meminta wanita keluar dari area pertandingan.
Sang juri sumo rupanya ingin menegakkan aturan bahwa panggung itu haram untuk disentuh oleh para wanita. Mereka lantas turun karena wasit yang ada di area pertandingan mengamuk.
Kepala Asosiasi Sumo Jepang kemudian meminta maaf pada para wanita petugas kesehatan.
"Pemberitahuan untuk turun area pertandingan memang disampaikan oleh seorang wasit yang marah. Tetapi, saya rasa itu adalah tindakan yang semestinya dimaklumi karena ini melibatkan hidup dan mati seseorang," ujar Nobuyoshi Hakkaku.
"Kami mohon maaf," tambahnya.
Hakkaku juga menjelaskan, wasit dalam pertandingan sumo juga tidak salah. Ada alasan mengapa tindakan pengusiran itu dilakukan.
Untuk itu, ia meminta maaf kepada semua pihak yang menyaksikan insiden itu. Semua terjadi karena ada alasan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Area Terkena Wanita Ditaburi Garam
Pasca-insiden wali kota pingsan dan diselamatkan, barulah pertandingan dimulai. Namun, sebelum itu, area pertandingan dilempari garam terlebih dahulu.
Dalam budaya Jepang, tujuan dileparnya garam ke area cincin sumo sebelum pertandingan dimaksud untuk memurnikan lokasi. Terlebih setelah beberapa wanita yang dianggap telah "mengotori" area tersebut.
Sementara itu, Wali Kota Ryozo telah dibawa ke rumah sakit dan kondisinya telah stabil.
Ini bukan pertama kalinya kasus pengusiran wanita dari area pertandingan. Pada tahun 2000, Gubernur Osaka, Fusae Ota, meminta asosiasi sumo untuk mengizinkannya memasuki area pertandingan untuk memberikan trofi pemenang. Namun, permintaannya itu ditolak.
Advertisement