Liputan6.com, Banyuwangi - Usai menyerap 176,2 ton gabah Petani dalam panen raya dan Serah Gabah di Desa Gempolkerep, Mojokerto, Jawa Timur pada pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali melakukan kegiatan serupa di Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, pada hari ini.
Sedikit berbeda saat kunjungan panen raya di Mojokerto, Menteri Rini menandai panen dengan menaiki traktor pemanen padi (Combined Harvester) di Banyuwangi .
Advertisement
"Lewat program ini, BUMN turun langsung menyerap gabah petani. Ini sebagai upaya agar petani mendapatkan harga gabah yang baik. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa menikmati hasil. Sehingga pada akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi petani dan keluarganya," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di Banyuwangi, Jumat (6/4/2018).
Serap Gabah Petani merupakan program inisiasi Kementerian BUMN yang dijalankan PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero), ditambah pendampingan selama masa tanam oleh Himpunan Bank Negara (Himbara).
Adapun pendampingan dilakukan Bank Mandiri di Jawa Barat, Bank BNI di Jawa Timur, dan Bank BRI di Jawa Tengah.
Pada kesempatan ini, Rini bersama dengan 50 Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Kedawung, memanen 32 ton padi di atas area seluas 4 Hektar (ha). Setiap hektar luas tanam mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 8 ton.
Setelah itu, seluruh hasil panen aya akan diserap PT Pertani dengan harga pasar yang menguntungkan bagi Petani. Selain mendapatkan jaminan penyerapan hasil panen dengan harga Rp 4.400 per kilogram, para petani juga mendapat pendampingan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BNI sebesar Rp 9 juta per hektar.
Penyerapan Gabah
Khusus di Jawa Timur, total gabah Petani yang terserap lewat program Serap Gabah ini sudah mencapai seberat 210 ton.
Program Serap Gabah BUMN ini merupakan kegiatan pembelian gabah langsung dari petani dengan tujuan menjaga stabilitas tingkat harga gabah di tingkat petani.
Program ini mengutamakan pembelian gabah pada harga pasar untuk para petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI dan pemegang Kartu Tani BNI. Dengan demikian, Program Sergab ini juga akan mengamankan kualitas kredit petani debitur KUR BNI.
Hingga Maret 2018, Bank BNI telah menyalurkan KUR kepada 9.307 debitor di Jawa Timur dengan nilai total Rp 806,75 miliar. Kartu Tani yang juga merupakan inisiatif Kementerian BUMN ini berperan sebagai sarana pemantau yang dapat menunjukkan lokasi panen dalam rangka penyerapan gabah, sekaligus juga menjadi alat pemberian KUR untuk musim tanam berikutnya.
Sejauh ini, jumlah kartu tani yang telah disalurkan BNI kepada petani di Jawa Timur mencapai 870.628 kartu. Tak hanya untuk sarana penyaluran KUR, Kartu Tani juga bisa dilengkapi dengan asuransi lahan dan asuransi kecelakaan kepada petani.
Sementara untuk penyebaran Kartu Tani, Kementerian BUMN sudah menunjuk Himpunan Bank Negara (Himbara). Dimana Bank Mandiri mengelola di Jawa Barat, Bank BNI di Jawa Timur, dan Bank BRI di Jawa Tengah.
Tonton Video Pilihan Ini:
Advertisement