Liputan6.com, Milan - Momen membanggakan baru saja dilewati Gennaro Gattuso sebagai pelatih AC Milan. Berkat kerja kerasnya, pelatih berusia 40 tahun itu pun mendapat apresiasi berupa perpanjangan kontrak hingga Juni 2021.
Gattuso pun sangat senang bahwa ia mendapat perpanjangan kontrak sebagai pelatih AC Milan. Jika menengok ke belakang, Rossoneri adalah tim yang begitu berarti dalam perjalanan karier Gattuso sebagai pemain.
Baca Juga
Advertisement
Ia direkrut dari Salernitana pada musim panas 1999. Setelah itu, Gattuso tinggal di Milan hingga 2012, memainkan 468 pertandingan, dan memenangkan 10 gelar, di antaranya adalah dua gelar Liga Champions dan satu Piala Dunia Antarklub.
Saking cintanya, Gattuso mengaku tahu semua nyanyian-nyanyian yang biasa didengungkan suporter AC Milan, Milanisti saat tengah memberi dukungan. "Saya bisa menyanyikan setiap chant suporter Milan. Ini adalah tim yang saya dukung dan saya merasa terhormat jadi pelatihnya," tutur Gattuso, dikutip Football Italia.
Kredit memang layak diberikan kepada Gattuso atas jasa-jasanya untuk AC Milan. Sejak diminta menggantikan tugas Vincenzo Montella per akhir November 2017, Gattuso memperlihatkan dirinya sebagai sosok yang memiliki bakat bagus dalam memotivasi para pemainnya.
Kembali Fokus
Sebelum Gattuso datang, I Rossoneri adalah tim yang kehilangan identitasnya. Padahal, mereka sudah menghabiskan biaya lebih dari 200 juta euro pada musim panas 2017. Tapi, hasil yang didapat malah di bawah ekspektasi.
Situasinya langsung berubah begitu mantan pelatih Palermo itu hadir. Meski tersingkir di 16 besar Liga Europa, Milan masih mampu menunjukkan eksistensi dengan ke final Coppa Italia dan berpeluang menembus empat besar Serie A.
"Saya sangat bangga dan itu adalah momen spesial. Sekarang kami harus melanjutkan perjalanan kami. Saya berjanji untuk bekerja keras dan membawa Milan kembali di mana seharusnya berada. Ada banyak tekanan, tapi itu bukan masalah bagi saya," ungkap Gattuso.
Advertisement
Rapor Karier Melatih Gattuso
Sion (25 Februari 2013-13 Mei 2013): 3 menang, 4 imbang, 5 kalah dari 12 laga
Palermo (19 Juni 2013-25 September 2013): 3 menang, 1 imbang, 4 kalah dari 8 laga
OFI Crete (5 Juni 2014-30 Desember 2014): 5 menang, 3 imbang, 9 kalah dari 17 laga
Pisa (20 Agustus 2015-26 Mei 2017): 27 menang, 35 imbang, 22 kalah dari 84 laga
AC Milan (27 November 2017-...): 13 menang, 6 imbang, 6 kalah dari 23 laga