4 Kekalahan Terburuk Pep Guardiola Usai Tinggalkan Barcelona

Pep Guardiola sebelumnya berjaya kala menangani Barcelona.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 06 Apr 2018, 19:00 WIB
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola (AP/Dave Thompson)

Liputan6.com, Manchester - Pep Guardiola dikenal pelatih bertangan dingin yang kerap membawa tim asuhannya juara. Barcelona jadi tim yang paling banyak dibawanya mengangkat trofi.

Padahal saat baru menukangi Barcelona, Guardiola belum punya pengalaman melatih tim senior. Namun, empat musim menangani Barcelona, 14 gelar dipersembahkan.

Setelah itu, Guardiola memutuskan istirahat, sebelum akhirnya menangani Bayern Munchen. Tiga tahun melatih klub raksasa Jerman itu, pencapaian Guardiola tidak pernah sehebat seperti saat menukangi Barcelona.

Pelatih asal Spanyol itu kini telah memasuki musim kedua bersama Manchester City. Selama itu, pelatih berusia 47 tahun ini sempat menderita kekalahan-kekalahan krusial.

Kedigdayaan ketika menangani Blaugrana belum banyak diperlihatkan Guardiola. Teranyar, Manchester City dipermalukan Liverpool 0-3 di Anfield dalam laga leg pertama perempat final Liga Champions.

Berikut 4 kekalahan terburuk Guardiola setelah tinggalkan Barcelona, seperti dilansir Footyjokes.


4. Kalah dari AS Monaco (2016-17)

Sundulan pemain AS Monaco, Tiemoue Bakayoko (kiri) mebobol gawang Manchester City pada leg kedua Babak 16 Besar Liga Champions di Louis II stadium, Monaco, Rabu(15/3/2016). Manchester City kalah 1-3. (AP/Claude Paris)

Di Liga Champions 2016-2017, Manchester City melaju ke 16 besar dan harus bertemu AS Monaco. The Citizens diunggulkan usai menang 5-3 di leg pertama yang berlangsung Etihad Stadium.

Akan tetapi, di leg kedua, Manchester City malah kalah 1-3 di kandang AS Monaco. Kekalahan itu membuat agregat menjadi 6-6, tapi AS Monaco unggul gol tandang atas Manchester City.

Itu menjadi pukulan telak, karena Manchester City akhirnya tidak memenangkan satu gelar pun musim lalu. Guardiola malam itu jadi korban dari remaja bernama Kylian Mbappe.


3. Takluk dari Atletico Madrid (2015-16)

Pep Guardiola kala masih menangani Bayern Munchen (AFP/Francisco Leong)

Pep Guardiola masih menangani Bayern Munchen, saat bertemu Atletico Madrid di semfinal Liga Champions 2015-2016. Bayern Munchen sedikit lebih diunggulkan.

Ini juga menjadi musim terakhir Guardiola sebagai pelatih Die Roten. Di leg pertama, Atletico Madrid, yang bertindak sebagai tuan rumah menang 1-0 atas Bayern Munchen.

Di leg kedua, Bayern Munchen mampu mengalahkan tim asuhan Diego Simeone itu 2-1 Allianz Arena. Namun, Atletico punya keunggulan produktivitas gol tandang, sehingga Bayern pun gagal ke final.


2. Dipermalukan Barcelona (2014-15)

Ekspresi pemain-pemain Bayern Muenchen setelah kebobolan oleh Barcelona dalam semifinal Liga Champions di Stadion Camp Nou, Barelona, (6/5/2015). Munchen kalah 0-3 dari Bercelona. (AFP/Joseph Lago)

Guardiola menjalani reuni dengan mantan klubnya, Barcelona pada Liga Champions 2014-2015. Bayern Munchen bertemu Barcelona di babak semifinal Liga Champions.

Namun, reuni itu jadi mimpi buruk Guardiola, terutama setelah Bayern kalah 0-3 dari Barcelona di Camp Nou pada leg pertama. Pada leg kedua, Die Roten hanya menang 3-2 atas Blaugrana.

Secara agregat, Bayern asuhan Guardiola kalah 3-5 dari Barcelona. Guardiola harus rela kembali kehilangan kesempatan mengangkat trofi Liga Champions.

 


1. Babak Belur Dihajar Real Madrid (2013-14)

Pep Guardiola saat masih melatih Bayern Munchen (STRINGER / AFP)

Bayern Munchen tampil meyakinkan di Liga Champions pada musim perdana Guardiola sebagai pelatih. Di babak 16 besar, Bayern menyingkirkan Arsenal, kemudian mendepak Manchester United di perempat final.

Di semifinal, cerita berbeda ketika Bayern bersua Real Madrid. Di leg pertama, Real Madrid menang 1-0 atas Die Roten di Santiago Bernabeu.

Namun, Guardiola tidak mampu membawa Bayern membalikkan keadaan. Yang terjadi, Bayern malah takluk 0-4 dari Los Blancos sehingga menjadikan agregat 0-5. Guardiola pun gagal bawa Bayern ke final.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya