AS Sepakati Penjualan Senjata Seharga 1,3 Miliar Dolar ke Arab Saudi

AS sepakati penjualan senjata seharga US$ 1,3 miliar ke Arab Saudi, berupa 180 set 180 set 155mm M109A5/A6 self-propelled howitzer system.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Apr 2018, 08:24 WIB
155mm M109A5/A6 self-propelled howitzer system produksi Amerika Serikat (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menyepakati penjualan senjata seharga US$ 1,3 miliar ke Arab Saudi. Hal itu diumumkan oleh Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) pada Kamis, 5 April 2018 kemarin.

"Penjualan ini akan berkontribusi pada proyeksi kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat, dengan membantu meningkatan keamanan sekutu penting yang telah dan terus berkontribusi menjaga stabilitas di Timur Tengah," Defense Security Cooperation Agency Pentagon seperti dikutip dari media politik AS The Hill (6/4/2018).

Senjata yang dijual ke Arab Saudi berupa 180 set 155mm M109A5/A6 self-propelled howitzer system -- meriam yang mampu melakukan mobilitas seperti tank namun tak memiliki kapabilitas tempur serupa. Senjata itu kerap digunakan untuk serangan artileri jarak jauh.

"Penjualan ini akan meningkatkan inter-operabilitas antara Royal Saudi Land Force (RSLF) dengan pasukan Amerika Serikat. Hal itu juga menunjukkan komitmen AS untuk memodernisasi pasukan dan persenjataan Arab Saudi," lanjut pernyataan tersebut.

Saat ini, Saudi telah memiliki beberapa howitzer versi terdahulu dalam inventarisasi mereka, seperti M109A2, A3, dan A5. Sehingga, modernisasi howitzer itu akan meningatkan kapabilitas Saudi untuk mendukung pasukan dan perbatasan mereka, terkhusus, dalam Perang Saudara Yaman.

Pemerintah AS telah menotifikasi Kongres terkait pembelian itu pada Kamis, 5 April. Legislator memiliki waktu 30 hari untuk melakukan peninjauan atau pembatalan transaksi. Kendati demikian, besar kemungkinan jika penjualan senjata ke Arab Saudi itu akan turut disetujui oleh Kongres.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Di Tengah Kunjungan Pangeran MBS ke AS

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman mengunjungi Perdana Menteri Inggris Theresa May di 10 Downing Street, London, Rabu (7/3). Kunjungan ini dirancang untuk meningkatkan hubungan keamanan dan perdagangan kedua negara. (AP/Alastair Grant)

Penyepakatan penjualan itu bertepatan dengan kunjungan Putra Mahkota Pangeran Mohammad Bin Salman (MBS) ke Amerika Serikat. Selama di sana ia sempat bertemu dengan Presiden Donald Trump, Menhan James Mattis, dan beberapa pejabat tinggi AS lainnya.

Saat ini, Pangeran MBS masih di tengah lawatannya di Negeri Paman Sam setelah hampir dua pekan. Dalam periode itu, ia telah bertemu dengan sejumlah firma kontraktor, militer, dan finansial di AS.

Dalam waktu dekat, Bin Salman juga akan bertemu dengan firma industri senjata Lockheed Martin.

Sementara itu, pekan lalu, Kemlu AS juga telah menyepakati transaksi penjualan senjata dengan total nilai US$ 1 miliar ke Arab Saudi.

Sekitar US$ 670 juta dari nilai transaksi itu meliputi penjualan sejumlah misil anti-tank, yang beberapa di antaranya mungkin akan digunakan untuk intervensi militer Saudi di Perang Saudara Yaman.

Penjualan senjata AS ke Arab Saudi telah menjadi isu kontroversial dalam beberapa tahun terakhir. Karena, senjata-senjata itu dituding sebagai pembawa kematian bagi warga sipil dalam Perang Saudara Yaman.

Arab Saudi memimpin koalisi militer mendukung pemerintah yang diakui secara internasional dan telah disalahkan atas sebagian besar korban sipil di sana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya