Saling Mengisi, Bank Semestinya Gandeng Fintech

Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk Ryan Kiryanto menuturkan, kehadiran fintech seharusnya bukan saingan melainkan harus kolaborasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2018, 19:35 WIB
Nasabah mengajukan persyaratan kredit di BNI Tanah Abang, Jakarta, Rabu (24/2). 2500 debitur tersebut meliputi KUR Mikro, KUR Ritel, dan KUR TKI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto membeberkan posisi bank saat ini di tengah gempuran kemajuan teknologi yang semakin pesat di sektor keuangan.

Ryan mengatakan, kemajuan teknologi bukan hal yang bisa dihindari namun harus dikelola dengan baik agar eksistensi perbankan bisa terjaga.

"Jika kita tidak do something malah do nothing ya kita akan lewat, kalah. Kita manage dengan baik sehingga kita bisa menjadi pemenang atau the winner jangan jadi the loser," kata Ryan dalam sebuah acara diskusi bertajuk Wajah Baru dan Tantangan Perbankan Indonesia di Zaman Now, di Gedung BNI Pusat, Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Ryan menyatakan, bank juga jangan menganggap kehadiran financial technology (fintech) yang semakin menjamur sebagai saingan, melainkan harus berkolaborasi.

"Kita  jangan sekali-kali mendudukkan posisi fintech sebagai rival tapi sebagai partner, maka kita berkolaborasi. Kita kerja sama misalnya BNI dengan Go-Pay."

 


Selanjutnya

Suasana aktivitas di kantor BNI di Jakarta, Selasa (11/8/2015). Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk. mencatat hingga semester I/2015 dana kelolaan perusahaan naik 8% . (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ryan menjelaskan, kolaborasi antara fintech dan bank bisa saling melengkapi. Di satu sisi, fintech unggul dalam hal kecepatan dengan segala inovasinya. Di sisi lain, perbankan unggul dari sisi manajemen risiko sebab memiliki regulasi yang jelas.

 "Bank adalah industri yang high regulated diatur sedemikian ketat termasuk manajemen resikonya termasuk risiko  di dalam kajian IT risk. Teknologi risk itu ada di bank,  sehingga kolaborasi yang kuat di manajemen risiko dengan fintech dengan segala inovasi, sangat indah."

Ryan berharap, pertumbuhan fintech jangan dipersulit sebab kehadiran fintech melengkapi perbankan. Fintech menyasar kalangan yang tidak bisa terlayani oleh perbankan secara maksimal.

"Kehadiran fintech itu kita sepakat mengisi kekosongan ketika industri keuangan khususnya perbankan tidak bisa memenuhi preferensi mereka, (masyarakat) butuhnya cepat ?,” ujar dia.

"Bank mungkin dengan segala regulasinya tidak mungkin secepat fintech di dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen. Di situ hadir fintech,” tambah dia.

 

Reporter: Yayu Agustini

Sumber: Merdeka.com

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya