Cadangan Devisa RI Turun Jadi USD 126 Miliar pada Maret 2018

Bank Indonesia (BI) menyatakan cadangan devisa turun karena penggunaan devisa untuk pembayaran utang dan stabilitasi nilai tukar rupiah.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2018, 20:24 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2018 sebesar USD 126 miliar. Cadangan devisa itu turun USD 2,06 miliar dari posisi akhir Februari 2018 sebesar USD 128,06 miliar.

Pjs Kepala Grup Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan mengatakan, penurunan ini dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri dan stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai seiring dengan terjaganya keyakinan terhadap prospek perekonomian domestik yang membaik dan kinerja ekspor yang tetap positif.

 

Reporter: Siti Azzura

Sumber: Merdeka.com

 


Cadangan Devisa pada Februari

Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa tercatat US$ 128,06 miliar per akhir Februari 2018.

BI menilai, angka itu masih cukup tinggi meski pun lebih rendah dibandingkan posisi akhir Januari 2018 sebesar US$ 131,93 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

Penurunan cadangan devisa pada Februari 2018 itu terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di BI sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai untuk mendukung ketahanan eksternal seiring dengan kuatnya prospek perekonomian domestik dan kinerja ekspor positif.

Selain itu, akan terdapat tambahan devisa dari hasil penerbitan sukuk global pemerintah sebesar US$ 3 miliar pada Maret 2018. BI akan menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung stabilistas makroekonomi dan sistem keuangan.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya