Liputan6.com, Purbalingga - Lebih dari seabad lalu, Kartini menghentak dunia dengan pandangannya soal perempuan. Kartini adalah sosok pelopor emansipasi perempuan pribumi Indonesia, khususnya Jawa, yang saat itu benar-benar berbeda kasta dengan kaum pria.
Pada zaman modern, perempuan-perempuan hebat lahir. Mulai pimpinan perusahaan, akademisi, menteri bahkan, Indonesia pun pernah dipimpin seorang presiden perempuan. Nyaris semua sektor dirambah oleh Kartini-Kartini muda.
Baca Juga
Advertisement
Di skala lebih sederhana, Kartini-Kartini baru pun hadir di pedesaan. Perempuan, berandil besar untuk perekonomian keluarga dan pembangunan desanya. Seperti di Desa Karangjambu Kecamatan Karangjambu, Purbalingga.
Akhir-akhir ini hujan nyaris selalu turun tiap malam. Namun, tiap pagi, Sehin (48) tak pernah absen meniti jalan licin sepanjang tiga kilometer menuju kebun kopinya. Di tangan perempuan tangguh ini, nasib kembang kopi dipertaruhkan.
Ia tak pernah menyerah pada dinginnya pagi yang menggigit. Bulir merah kopi yang telah matang harus diproses menjadi biji kering. Dari biji kopi arabika kering ini, sejumput rupiah bakal menyangga dapurnya.
Ia tengah bungah, sebentar lagi, jalan ke kebunnya lebih dekat dan bagus. Pembangunan jalan bakal berdampak positif khususnya bagi para petani kopi di Desa Karangjambu. Akses ini akan mempermudah para Kartini-Kartini Karangjambu beraktivitas mengembangkan produksi kopi di wilayah itu.
Barista Dadakan ala Karangjambu
Ruas jalan yang tadinya berjarak tiga kilometer dipangkas menjadi dua kilometer dalam program TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD Reguler ke-101 Tahun 2018 ini. Jalan tanah nan licin pun bakal diperkuat dengan batu makadam.
Sebab itu, ia tak segan didaulat menjadi barista dadakan. Dia menyangrai kopi terbaik dan menumbuknya untuk disajikan tiap pagi dan sore.
Para petani kopi selama ini memang mengalami kesulitan transportasi saat mengangkut hasil panen karena mobil tak bisa masuk ke kawasan perkebunan. Terlebih saat musim penghujan.
"Habis panen kami harus mengeluarkan biaya yang lebih, karena kopi yang kami panen harus dibawa dulu ke jalan yang bisa dilalui mobil, baru diangkut dengan mobil menuju pengepul," ucapnya, seperti dikutip Liputan6.com dari keterangan tertulis Humas Kodim 0702/Purbalingga, Jumat, 6 April 2018.
Beda lagi dengan Munjiah. Pedagang buah keliling ini sukarela membersihkan jalan yang bakal dibangun. Ia tak mau ketinggalan bekerja bakti bersama dengan para pria di Karangjambu.
Pun dengan Salpiah (53), dan anaknya Uswatun Hasanah (18), serta Mafiroh (32). Ketiganya adalah para pelaku usaha kecil mikro. Mereka sadar amat berkepentingan dengan pembangunan infrastruktur desanya. Mereka pun turut bekerja secara sukarela semampunya.
Advertisement
Canda Tawa Kartini Tangguh Meski Lelah Angkat Batu
Karangjambu, bagi mereka tak boleh ketinggalan dari desa lainnya, meski terbilang pelosok dan berjarak sekitar 32 kilometer dari kota Kabupaten Purbalingga.
Selain pembangunan jalan antardesa sepanjang 1.975 meter dan lebar tujuh meter, gorong-gorong dan talut juga bakal dibangun sepanjang jalan yang akan dipasang makadam. Sasaran fisik lain dalam TMMD ini adalah pembangunan pagar SMP N 1 Karang Jambu sepanjang 25 meter dengan tinggi dua meter.
Dalam pengerjaannya, Kartini-Kartini tangguh Karangjambu pun tak mau ketinggalan turut ambil bagian dalam pengerjaan fisik. Ibu-ibu terjun langsung mengucurkan keringat, menyumbangkan tenaganya.
Nyaris tiap pagi, mereka tak ragu mengangkat dan menata batu bersama anggota TNI dan warga lain yang digunakan untuk membangun jalan makadam. Dengan cekatan, mereka memindahkannya dengan cara estafet bersama ibu-ibu lain sampai ke lokasi pembangunan makadam.
Rasa lelah tak tampak sedikit pun di raut wajah mereka. Senyum selalu tersungging meski sembari mengusap keringat. Suasana gembira yang diselingi canda tawa bersama warga lain dan Satgas TMMD Kodim Purbalingga yang tengah bekerja di lokasi yang sama.
"Saya sudah terbiasa kerja keras seperti ini pak, setiap hari saya bekerja di sawah untuk membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga," Mafiroh menuturkan.
TMMD untuk Genjot Daerah Tertinggal
Kehadiran Kartini-Kartini tangguh Karangjambu dalam pekerjaan fisik TMMD Reguler ke-101 Kodim 0702/Purbalingga ini diapresiasi khusus oleh Komandan Kodim Purbalingga, Letkol Inf Andy Bagus. DA. Ia bangga semangat ibu-ibu untuk ambil bagian dalam pekerjaan tidak kalah dengan semangat bapak-bapaknya.
"Semangat kartini Karangjambu memang sangat luar biasa. Saya apresiasi penuh, apalagi untuk mendukung suksesnya program TMMD Reguler ke-101," ucap Andy.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-101 Kodim Purbalingga yang akan berlangsung selama 30 hari dan dibuka secara resmi pada 4 April 2018 lalu, merupakan program terpadu lintas sektoral dan lintas komponen bangsa.
"Program itu melibatkan satuan jajaran TNI-Polri Kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian. Di mana akan diselenggarakan Kodim 0702/Purbalingga bekerjasama dengan Pemda Provinsi Jawa Tengah maupun Pemkab Purbalingga," papar Dandim Andi.
TMMD dinilai sangat strategis dalam rangka pengabdian Kodim 0702/Purbalingga pada masyarakat, utamanya di daerah yang tergolong tertinggal serta daerah yang susah dijangkau.
"Sasaran fisik berupa pembangunan jalan makadam, pembuatan gorong-gorong, pembangunan talud serta renovasi rumah warga yang tidak layak huni termasuk fasilitas publik pendukung roda pembangunan masyarakat lainnya," dia menjelaskan.
Adapun sasaran non fisik, berupa penyuluhan, misalnya penyuluhan tentang kerukunan umat beragama, kesehatan masyarakat, hukum , Industri kecil rumah tangga, narkoba, bela negara, keluarga berancana, Kamtibmas, bahaya terorisme dan radikalisme, serta penyluhan tentang pertanian.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement