Pengemudi Uber Ada yang Hijrah ke Go-Jek, Grab Tak Ambil Pusing

Tak semua eks pengemudi Uber hijrah ke Grab. Beberapa ada yang berlabuh ke pesaingnya, yakni Go-Jek. Bahkan, sisanya memutuskan 'beraliansi' dengan pindah ke layanan ojek online baru bernama Anterin.

oleh Jeko I. R. diperbarui 07 Apr 2018, 12:00 WIB
Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia. Liputan6.com/Jeko I.R.

Liputan6.com, Jakarta - Proses akuisisi Grab terhadap bisnis Uber di Asia Tenggara, memberikan dampak menyeluruh ke semua layanan Uber, tak terkecuali nasib pengemudinya, baik itu mobil ataupun ojek online.

Yang pasti, Grab sudah mengklaim kalau mereka menawarkan pengemudi Uber kesempatan untuk segera berpindah.

Pada kenyataannya, tak semua eks pengemudi Uber hijrah ke Grab. Beberapa ada yang berlabuh ke pesaingnya, yakni Go-Jek. Bahkan, sisanya memutuskan "beraliansi" dengan pindah ke layanan ojek online baru bernama Anterin.

Melihat "perpecahan" pengemudi Uber ini, lantas apakah Grab langsung mengambil upaya khusus? Seperti dikatakan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, pihaknya justru tak mau ambil pusing dengan hal tersebut. Menurutnya, semua keputusan kembali kepada mitra pengemudi.

Pun begitu, Ridzki memberikan prioritas kepada pengemudi Uber jika mereka memang ingin bergabung ke Grab. "Dalam waktu 1 x 24 jam, kalau mereka mendaftar langsung aktif jadi pengemudi," ujar Ridzki kepada Tekno Liputan6.com di kantor Grab Indonesia, Jakarta, Jumat (6/4/2018) kemarin.


Safety Riding Jadi Standar Grab

Suasana proses migrasi dan rekrutmen sopir Uber ke GrabBike di GOR Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Liputan6.com/Jeko. I.R

Seperti diketahui, para pengemudi Uber mengeluh karena saat hendak mendaftar mereka harus menjalani serangkaian tes.

Menanggapi hal tersebut, Ridzki justru beralasan kalau ini sudah menjadi standar Grab. Jika ada yang diminta mendaftar ulang, ujarnya, karena ada kekurangan data yang harus dilengkapi.

Sementara untuk tes seperti uji safety riding, Grab ingin para pengemudinya mengedepankan keselamatan, baik kepada penumpang bahkan untuk mitra pengemudinya.

"Keselamatan itu adalah bagian dari misi kami dalam menjalani bisnis. Jadi memang tak bisa dikompromikan apa yang kami sebut dalam istilah safety requirement, yang mana tetangga (kompetitor) mungkin tidak menjalankan," paparnya.


Proses Migrasi Dimulai

Suasana proses migrasi dan rekrutmen sopir Uber ke GrabBike di GOR Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Liputan6.com/Jeko. I.R

Tekno Liputan6.com berkesempatan menyambangi salah satu titik rekrutmen yang berlokasi di Gelanggang Olahraga (GOR) Bendungan Hilir, Jakarta, pada Jumat pagi (6/4/2018). Namun ternyata, proses migrasi dan rekrutmen yang kami datangi cuma khusus untuk layanan ojek online GrabBike.

Richard Aditya selaku Head of GrabBike Grab Indonesia, berkata kalau proses migrasi sudah dibuka sejak Grab resmi mengumumkan akuisisi Uber.

Ia membeberkan kalau proses migrasi diadakan setiap hari hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Sayang, Richard tak mengungkap berapa banyak pengemudi yang sudah mendaftar dan berapa total pengemudi bekas Uber ke GrabBike yang mereka targetkan.

Menariknya, ternyata tidak semua pengemudi Uber yang migrasi mendapat jaminan benar-benar diterima di GrabBike. Richard menjelaskan, semua pengemudi Uber yang masuk tahap migrasi, harus mendaftar ulang lagi. Ini artinya, mereka harus mengikuti serangkaian tes sebelum akhirnya sah mendapatkan helm hijau GrabBike.

"Migrasi itu ya daftar baru lagi. Pasti ada yang tidak lolos, tetapi mereka bisa daftar ulang. Biasanya proses pendaftaran itu 45 menit hingga dua jam (paling lama). Kalau lolos, keluar langsung serah terima jaket dan kelengkapan GrabBike," kata Richard.

Richard juga mengakui kalau pendaftaran ini sama dengan pendaftaran pengemudi baru yang belum pernah masuk ke Grab atau layanan sejenis. Namun, ia menekankan, proses migrasi kali ini hanya dikhususkan untuk pengemudi Uber.

"Untuk proses migrasi ini ada lima (5) titik di Jabodetabek, mulai dari Hutan Srengseng, GOR Benhil, Sawangan, Alam Sutera, dan Cibubur. Sisanya menyusul ke luar daerah," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dewi Nuraini selaku Public Relations Grab Indonesia, mengatakan kalau proses migrasi tak cuma dilakukan untuk pengemudi ojek online, tetapi juga untuk layanan mobil GrabCar. Namun, tahapan dilakukan di tempat berbeda.

"Kalau temen-temen yang mau daftar ke GrabBike kan mudah ya, mereka menggunakan motor dan pasti bisa memangkas waktu untuk pergi ke lokasi. Kalau yang mau daftar GrabCar kan mereka punya mobil, makanya lokasinya berbeda. Mereka harus makan waktu setengah hari untuk pergi ke lokasi, belum lagi uji driving-nya," kata Dewi.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya