Liputan6.com, Banda Aceh - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blangbintang memperkirakan abu vulkanik dari letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, telah sampai di Aceh.
"Debu vulkanik terbawa angin ke wilayah Aceh dini hari tadi sekitar pukul 1.30 WIB," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Zakaria Ahmad, di Aceh Besar, Sabtu (7/4/2018), dilansir Antara.
Gunung Sinabung dilaporkan kembali meletus, Jumat, 6 April 2018, pukul 16.07 WIB, setinggi 5.000 meter ke udara mengikuti arah angin ke Tenggara-Timur dan Selatan-Tenggara.
Baca Juga
Advertisement
Letusan kali ini melontarkan awan panas sejauh 3.500 meter, disertai abu vulkanik dengan materiel piroklastik bertekanan kuat berwarna abu-abu gelap.
Zakaria mengatakan letusan Sinabung ke wilayah di Aceh diperkirakan masih terjadi akibat terbawa angin pada siang hari sekitar pukul 13.30 WIB.
Terdapat empat kabupaten/kota di provinsi paling ujung Utara di Sumatera tersebut yang terdampak abu Gunung Sinabung, yakni Aceh Tenggara, Aceh Singkil, Subulussalam, dan Aceh Selatan.
"Namun kita belum dapat laporan dari BPBD (Badan Penangulangan Bencana Daerah) setempat. Terutama dampak dari debu vulkanik Sinabung," katanya.
Simak video pilihan berikut ini:
Warga Sekitar Gunung Sinabung Tetap Siaga
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung mengingatkan, agar masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer.
Kepala Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra, mengingatkan, potensi bahaya lahar dari gunung berapi tersebut.
Masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai berhulu ke Gunung Sinabung, agat mewaspadai kemungkinan lahar, tuturnya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, program relokasi terhadap masyarakat Karo, Sumatera Utara, yang mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung terus berjalan.
BNPB telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), seperti Sumatera Utara, dan Karo sudah membangun beberapa tempat relokasi di sekitar kaki Gunung Sinabung.
Hingga akhir Maret 2018, tercatat sudah terdapat 30 tempat relokasi yang menampung warga Kabupaten Karo yang mengungsi dari desa masing-masing, ucap Sutopo.
Advertisement
Dampak Erupsi Gunung Sinabung terhadap Wisata di Aceh
Meski abu vulkanik Gunung Sinabung sudah memasuki wilayah Aceh, tetapi hingga kini belum mengganggu aktivitas wisatawan mancanegara (wisman) di objek wisata alam Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.
"Kami pastikan pagi ini, situasi aman dan cuaca cerah. Aktivitas turis seperti biasa," kata pengelola penginapan Wisma Cinta Alam, Johan (45), melalui telepon seluler dari Banda Aceh, Sabtu (7/4/2018).
Aktivitas wisman yang dikenal memiliki batasan waktu dalam mengujungi objek wisata di kaki Taman Nasional Gunung Leuser tersebut, lanjutnya, masih normal seperti hari lainnya.
Beberapa turis asing umumnya dari Eropa, dan Amerika yang pihaknya ketahui, kini sedang melakukan persiapan untuk melakukan pendakian dan melihat satwa liar hidup bebas dengan damai di hutan Ketambe.
Seperti diketahui, jarak antara Gunung Sinabung dengan objek wisata disebut juga sebagai paru-paru dunia, yakni Ketambe di Aceh Tenggara cuma sekitar 170 kilometer. Lokasi Ketambe, tepat berada ketika menuju arah Blangkejeren di Kabupaten Gayo Lues.
"Bisa kita bilang, tidak ada hambatan dari meletusnya Gunung Sinabung," tegasnya.
Ismail (49), pemandu wisata di Ketambe mengaku, dampak abu vulkanik dari letusan Gunung Sinabung kali ini, seakan tidak terasa baik bagi warga setempat maupun wisman.
Ia mengatakan, kondisi tersebut sangat berbeda dengan letusan Gunung Sinabung yang terjadi sekitar dua bulan lalu. "Jika waktu itu, mereka (wisman) memilih kurung diri di kamar atau rumah tempat menginap. Tapi, kali ini tidak," terangnya.