Walhi: Tumpahan Minyak Berdampak ke Ekonomi Warga di Teluk Balikpapan

Dampak lain yang tidak bisa diabaikan adalah kelestarian dan keasrian ekosistem laut di area tumpahan minyak Teluk Balikpapan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Apr 2018, 15:15 WIB
Teluk Balikpapan kini sudah bersih kembali (sumber: Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan Kalimantan Timur yang terjadi pada Sabtu, 31 Maret 2018 lalu, menimbulkan dampak salah satunya terhadap nelayan. Akibat kejadian ini, sebanyak 162 nelayan batal melaut.

"Ada 162 nelayan nggak berani melaut dan ada (perahu) yang tertinggal di tengah laut karena mesin-mesinnya rusak," ujar Pengampanye Ekosistem Esensial WALHI, Wahyu Perdana dalam satu diskusi di Gado-gado Boplo, Jakarta, Sabtu (7/4/2018).

Hal ini, kata Wahyu, bakal mengganggu perekonomian masyarakat, terutama mereka yang bermata pencaharian sebagai nelayan di wilayah Teluk Balikpapan.

"Kalau itu (tumpahan minyak) pergi keluar, khususnya nelayan kecil pasti ekonominya terganggu. Kunjungan menurun, orang tidak main kesana lagi," dia menambahkan.

Selain itu, dampak yang tidak bisa diabaikan adalah terhadap kelestarian dan keasrian ekosistem laut di area tumpahan minyak.

"Wilayah itu ada pesut, lumba-lumba. Itu kan ekosistem yang terganggu, kayak plankton, kalau hilang kan bisa mati ikannya. Belum lagi ada keramba kepiting dan budidaya rumput laut," tandasnya.

 


Pertamina Tambah Personel dan Kapal Pembersih Tumpahan Minyak

PT Pertamina (Persero) menambah armada kapal, untuk mempercepat proses pembersihan Teluk Balikpapan.(Dok Pertamina)

PT Pertamina (Persero) menambah armada kapal untuk mempercepat pembersihan Teluk Balikpapan. Pada operasi pembersihan hingga Jumat sore (6/4/2016), 21 kapal beserta 234 orang tim diturunkan, dengan berbagai kompetensi dalam melakukan pembersihan ceceran minyak.

‎Region Manager Communication & CSR Kalimantan Yudi Nugraha ‎mengatakan, tim yang melakukan pembersihan terdiri dari petugas lindungan lingkungan perairan, teknis support dan kru kapal. Armada kapal terdiri dari 11 unit tug boat, 3 unit patrol boat, 3 unit oil barge, dan 4 aluminium boat.

"Sebelumnya selama dua hari terakhir, Pertamina menurunkan 15 kapal untuk membersihkan Teluk Balikpapan," kata Yudi dalam keterangannya, Sabtu (7/4/2018).

Yudi melanjutkan, pembersihan diperluas dan sampai ke Kawasan Mangrove Karianggau. Mengingat posisinya di hutan mangrove, pembersihan saat ini paling efektif dengan cara manual.

Untuk lokasi di pesisir Kabupaten Penajam, pemulihan sisa ceceran minyak dilakukan dengan penyeprotan oil spill dispersant didukung dengan pembersihan manual.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan penduduk setempat juga sangat berperan serta dalam usaha pemulihan kondisi perairan.

Di perairan, sama seperti hari sebelumnya, Pertamina menurunkan empat tim untuk bekerja secara simultan untuk membersihkan perairan dari ceceran minyak dengan pembagian zona.

Zona pertama mencakup area Pangkalan LLP, Jetty dan Kampung Baru. Zona dua mencakup area Rede dan Kolam Labuh. Zona tiga mencakup Pantai Monpera dan Zona empat mencakup Outer Pantai.

"Sejak Rabu (4/4) pesisir Teluk Balikpapan terlihat jauh lebih bersih dari ceceran minyak dibanding hari pertama dan kedua terjadinya ceceran minyak," tandasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya