Liputan6.com, Jakarta - Secanggih-canggihnya sistem hukum, masih ada celah yang memungkinkan para pelaku tindakan kriminal lolos dari penjara -- bahkan ketika penjahat itu tertangkap tangan oleh aparat saat melakukan perbuatannya.
Hukum bikinan manusia kerap tak memberikan keadilan bagi pelaku, dan terutama untuk korban.
Namun, ada "hukum" lain yang bekerja di alam semesta. Karma. Konsepnya adalah, seorang manusia akan memetik hasil dari perbuatannya, amalan baik atau buruk.
Baca Juga
Advertisement
Waktunya bisa segera atau berselang lama -- bahkan ketika orang telah melupakan apa yang ia perbuat pada masa lalu.
Tapi, ada juga kejadian ketika karma atas perbuatan buruk seseorang terjadi nyaris seketika, seperti yang terjadi pada 5 orang ini, seperti Liputan6.com kutip sebagian dari Listverse, Sabtu (7/4/2018):
1. Rampok Menembak Penis Sendiri
Pada 2017 lalu, Terrion Pouncy memutuskan untuk merampok sejumlah toko di kota tempatnya tinggal, Chicago, Amerika Serikat.
Pemuda 19 tahun itu bersenjatakan pistol saat melakukan tindakan kriminalnya. Ia pun mengincar penjual hot dog -- yang biasanya menerima pembayaran dalam bentuk tunai.
Kala itu, pedagang hot dog sedang memegang sepanci minyak panas, saat Pouncy menodongkan pistolnya ke kepalanya -- memerintahkan target menyerahkan telepon genggam, dompet, dan semua uang yang ada di mesin kasir.
Gugup, pedagang hot dog menjatuhkan panci berisi minyak saat berusaha mengambil dompetnya. Pouncy terciprat cairan panas itu. Di tengah situasi panik tersebut, uang dolar di mesin kasir pun tumpah, berhamburan.
Pelaku kemudian berusaha menyarungkan senjatanya ke pinggang, membungkuk untuk memunguti uang yang bertebaran.
Saat itulah, secara tak sengaja ia menembak dirinya sendiri...di bagian penis.
Pouncy selamat. Tapi, polisi segera membekuknya. Pemuda itu pun lantas dijebloskan ke penjara, dengan dakwaan perampokan dengan senjata api, tanpa ada peluang bebas bersyarat dengan jaminan.
Tak hanya meringkuk lama di penjara, Pouncy juga kehilangan organ vitalnya yang berharga itu. Ia kena karma.
2. Sedotan Traumatis
Harga bahan bakar minyak dan gas melonjak dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Tapi, itu bukan alasan untuk mencuri.
Apalagi, bukan perkara mudah. Pelaku harus mengambil bahan bakar dari tangki kendaraan dengan memasukkan selang plastik dan mengisap salah satu ujungnya sampai BBM mulai mengalir keluar.
Meski terbilang "kejahatan kecil", mencuri BBM dari kendaraan bisa membuat para penumpangnya kesulitan dan terjebak dalam situasi tanpa bensin, terutama di daerah-daerah terpencil.
Ada lagi risiko lainnya.
Pada 2016, seorang pria Australia melihat sebuah bus tur. Ia tahu, kendaraan besar itu pasti membawa BBM dalam jumlah besar. Maka, maling itu pun melancarkan aksinya.
Pertama, ia memasukkan selang ke dalam tangki, lalu menyedotnya hingga isinya mengalir ke luar.
Tanpa disadari, ia memasukkan selang ke tangki yang salah. Alih-alih BBM, yang disedotnya itu justru kotoran manusia.
Advertisement
3. Melarikan Diri ke Kandang Macan
Suatu malam di tahun 2005, seorang pria Afrika Selatan merampok sepasang kekasih.
Ia menodongkan pisau ke arah mereka, memerintahkan agar para korban menyerahkan uangnya.
Kebetulan, petugas keamanan memergokinya sedang beraksi dan langsung mengejar si perampok.
Tak mau tertangkap, penjahat itu pun lari tunggang-langgang. Di tengah kegelapan malam, ia kemudian memanjat sebuah pagar dan melompat dari atasnya.
Tak pernah disangkanya, ia justru melarikan diri ke kandang macan di Kebun Binatang Bloemfontein.
Pagi harinya, para pengunjung menjumpai benda aneh di dasar kandang harimau. Ternyata, itu adalah jasad manusia.
Untung bagi keluarga pelaku, harimau yang ada di dalam kandang dalam kondisi kenyang. Hewan buas itu hanya membunuhnya, tapi tidak memangsanya. Jasad pria itu masih bisa dimakamkan dengan layak.
Bukan kali itu saja. Pada 1997, penjahat lainnya melompati pagar dan berakhir di kandang gorila.
Ia mencoba menembak hewan besar itu dua kali. Namun, gorila itu sungguh kuat dan membalas perbuatannya.
Gorila tersebut menggigit bokongnya, mendesaknya ke tembok, hingga akhirnya polisi datang membebaskan si perampok.
4. Disambut Cengiran Polisi
Sepasang maling di Seattle, Washington mengira mereka sukses menggolong barang apapun yang bisa di bawa dan menyelinap keluar dari pintu belakang toko elektronik Costco.
Namun, kala itu, Maret 2018, seorang petugas keamanan mengenali salah satu di antara mereka. Ia pernah memergoki salah satu maling, membawa senapan dan berhasil melarikan diri usai beraksi.
Melihat penjahat itu mengulangi aksinya, ia segera menelepon polisi.
Aparat keamanan pun berhasil membekuk komplotan yang terdiri atas tiga orang: pria 30 tahun yang resedivis, seorang perempuan berusia 21 tahun, dan pemuda 18 tahun yang berada di dalam mobil yang akan digunakan untuk kabur.
Kala itu, pencuri pria dan wanita berhasil menggasak beberapa laptop berharga US$ 2.000, dan alat penyedot debu. Keduanya tak sadar, polisi sudah menanti di pintu belakang. Sementara, barikade mobil patroli menghalangi jalan keluar.
Saat kedua maling menerobos pintu darurat, mereka kaget bukan kepalang saat disambut banyak polisi yang tersenyum lebar.
Advertisement
5. Teroris Gagal
Pada tanggal 31 Desember 2010, seorang perempuan mempersiapkan sebuah serangan teroris. Ia berperan sebagai bomber bunuh diri yang akan meledakkan diri di tengah perayaan Malam Tahun Baru di Lapangan Merah, Moskow.
Di lokasi dekat Kremlin tersebut, ribuan orang berkumpul untuk merayakan pergantian tahun, sambil menyaksikan pertunjukan kembang api yang spektakuler.
Perempuan itu tak beraksi sendirian. Ada dua kaki tangan teroris yang membantunya.
Mereka merencanakan plot serangan. Perempuan itu akan menuju ke area yang ramai. Pada tengah malam, komplotannya akan mengirim pesan teks ke ponselnya, yang akan memicu ledakan.
Para teroris menargetkan, ratusan orang bakal tewas di tengah kerumunan. Itu adalah aksi kedua mereka. Beberapa hari sebelumnya, kelompok teror yang sama membunuh 35 orang di bandara. Mereka ingin mengulangi "kesuksesannya" itu.
Saat bomber perempuan itu mempersiapkan serangan, beberapa jam sebelum tengah malam, operator ponsel yang ia pakai mengirim pesan teks "Selamat Tahun Baru".
SMS itu memicu bom, yang langsung meledak dan menewaskan perempuan itu. Kedua kaki tangannya sempat melarikan diri usai ledakan. Namun, polisi akhirnya membekuk mereka.