Kecerdasan Buatan Semakin Mengancam, Elon Musk: Dia Bisa Jadi Diktator

Dalam sebuah dokumenter terbaru berjudul "Do You Trust This Computer?", Elon menyebut bahwa di zaman kecerdasan buatan, kita bisa menciptakan "diktator abadi yang tidak akan pernah bisa kita lepaskan."

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Apr 2018, 18:00 WIB
Foto: Digitaltrends

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk memang sudah lama mendapat julukan sebagai 'Tony Stark' dunia nyata. Ambisinya untuk menjadikan dunia jadi tempat lebih baik dengan bantuan teknologi, tentu telah dirasakan di berbagai bidang.

Berbagai hal ia lakukan seperti membangun baterai raksasa sebagai pengganti listrik konvensional, memproduksi mobil listrik Tesla yang mengubah pandangan masyarakat soal mobil mewah itu seperti apa, serta kontribusinya di dunia antariksa dan ambisi membawa manusia ke Mars lewat Space X.

Namun, dengan semua obsesinya soal teknologi itu, Elon Musk diam-diam membenci produk teknologi yang digadang-gadang akan jadi masa depan, yakni kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence).

Dalam sebuah dokumenter terbaru berjudul "Do You Trust This Computer?", Elon Musk menyebut bahwa di zaman kecerdasan buatan, kita bisa menciptakan "diktator abadi yang tidak akan pernah bisa kita lepaskan."

Frasa diktator abadi sepertinya merujuk pada konsep otoritarianisme yang dimpimpin oleh seseorang yang merupakan diktator.

Rezim otoriter tentu bisa runtuh jika sang penguasa mati: seperti hanya Hitler dan Mussolini. Namun, sentimen ini digunakan Elon untuk AI, di mana kecerdasan buatan itu abadi, tak akan pernah mati, dan tentu kita tak bisa lepas darinya.

 


Bahaya Kecerdasan Buatan

Ilustrasi Kecerdasan Buatan, Robot

Dokumenter "Do You Trust This Computer?" ini dibuat oleh Chris Paine, seorang sutradara yang sama yang membuat dokumenter "Who Killed The Electric Car?" pada 2006 yang memunculkan Elon di dalamnya.

Dalam dokumenter terbaru ini, Paine mengeksplorasi berbagai bahaya kecerdasan buatan, subyek yang sangat vokal ditentang oleh Elon.

Elon menyebut bahwa ada kemungkinan jika AI yang dikembangkan oleh negara dengan pemerintah otoriter, bisa jadi akan menghasilkan struktur penindasan masyarakat secara permanen.

 


Bisa Memicu Perang Dunia III

Elon Musk, bekerja tanpa menerima gaji (Foto: Fastcompany.com)

Hal ini pun telah terlihat di beberapa negara. Mulai dari Rusia yang menggunakan algoritma untuk melemahkan demokrasi, serta Tiongkok yang meluncurkan Sistem Kredit Sosial yang bertujuan untuk memantau warganya mulai 2020 nanti.

Sebelumnya, Elon memperingatkan bahwa AI bisa memulai Perang Dunia III. Elon sendiri pernah menyarankan pemerintah untuk meregulasi soal kecerdasan buatan, karena AI memiliki "risiko terbesar yang dihadapi peradaban manusia."

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya