Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak cara untuk mengirimkan pesan instan secara gratis ke teman dan keluarga. Pengguna bisa memilih aplikasi mulai dari BBM, WhatsApp, Skype, Google Hangouts, Sinyal, Telegram, dan lain-lain. Namun dari semuanya, yang paling parah adalah Facebook Messenger.
Semua tahu aplikasi pesan milik Facebook itu cukup masif digunakan, kini sudah dipakai oleh 1,2 miliar pengguna. Banyak orang meng-install Messenger di smartphone-nya. Kendati begitu, hal tersebut justru merupakan masalah utama dari Messenger.
Bagaimana tidak, baru-baru ini diungkapkan, Facebook bisa memindai seluruh kotak masuk Messenger penggunanya, suka atau tidak pengguna terhadap hal tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Laporan Business Insider Singapura yang Tekno Liputan6.com kutip Senin (9/4/2018), bagi Messenger, pengguna merupakan tawanan alih-alih dianggap sebagai pelanggan yang perlu dipuaskan dan diperjuangkan.
Hal tersebut lantaran pesan pengguna yang dikirim lewat Facebook Messenger merupakan hak Facebook, dan tidak lagi pribadi. Pasalnya, perusahaan yang juga memiliki WhatsApp dan Instagram itu telah mengumpulkan data riwayat panggilan dan SMS pengguna, sekalipun itu di luar aplikasi Messenger.
Pengumpulan data riwayat panggilan milik pengguna dilakukan selama bertahun-tahun dan baru berhenti Maret 2018 setelah berbagai media mempublikasikan hal tersebut.
Facebook pun berkilah pihaknya tidak mencuri, melainkan penggunalah yang memberikan izin untuk mengakses daftar kontak mereka.
Menyadari hal itu, sebaiknya pengguna menarik kembali izin yang diberikan ke Facebook . Rasanya tidak masalah berhenti memakai Messenger, apalagi di luar sana masih banyak aplikasi pesan lain yang mungkin saja lebih menjaga privasi pengguna.
Business Insider Singapura justru menyarankan pengguna untuk menghapus aplikasi Messenger dari smartphone, mematikannya, dan pilih aplikasi lain yang tidak menyalahgunakan kepercayaan pengguna.
Alasan Facebook Pindai Seluruh Pesan di Messenger
Facebook tampaknya menganggap diri mereka sebagai pemindai komunikasi terorisme yang berupaya menjadikan dunia lebih baik. Hal ini bermula dengan konflik yang terjadi di Myanmar.
"Saya ingat, pada sebuah Sabtu pagi, saya mendapat panggilan dan kami --di Facebook-- mendeteksi ada pihak yang mencoba menyebarkan pesan sensasional melalui Facebook Messenger untuk memulai konflik," kata Zuckerberg dalam wawancaranya.
Dia pun mengatakan, dalam kasus tersebut sistem Facebook telah berhasil mendeteksi sebuah kejadian. "Kami menghentikan pesan tersebut," kata dia.
Padahal menurut LSM di Myanmar, Facebook tidak mendeteksi pesan tersebut, justru peringatan yang diperoleh Zuckerberg datang dari kelompok masyarakat sipil.
Advertisement
Messenger Tak Dilengkapi Enkripsi, Komunikasi Tak Privat
Kenyataannya, Facebook Messenger tidak memiliki backdoor yang bisa dibobol. Aslinya Messenger malah mengirim dan menerima pesan tanpa enkripsi.
Artinya, server Facebook mengirimkan berbagai obrolan yang pernah dikirim dan diterima oleh pengguna. Hal inilah yang membuat pihak Facebook begitu mudah mengakses dan memindai pesan-pesan tersebut.
Alih-alih memiliki enkripsi pesan seperti BBM, WhatsApp, atau iMessage, Messenger justru sengaja memindai semua pesan pengguna. Apple terang-terangan enggan mendapatkan informasi apapun tentang komunikasi penggunanya.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: