Liputan6.com, Jakarta: Tekanan mahasiswa agar reformasi digulirkan mulai membuahkan hasil. Buktinya, Ketua MPR Harmoko pada 18 Mei 1998 secara resmi telah meminta Presiden Soeharto mengundurkan diri demi Bangsa dan Negara. Desakan ini disampaikan Harmoko melalui media massa setelah mengadakan rapat bersama fraksi di Gedung DPR/MPR sehari sebelumnya.
Tapi, permintaan para pimpinan Legislatif itu ditanggapi keras oleh ABRI. Pasalnya, keputusan tersebut tak mencerminkan keinginan lembaga, melainkan individu. "ABRI tetap berpegang teguh kepada konstitusi bahwa presiden dapat diganti jika MPR menggelar Sidang Istimewa," kata Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Jenderal Wiranto tegas. Pernyataan serupa juga dilontarkan Menteri Dalam Negeri R. Hartono, seusai bertemu dengan Presiden Soeharto.
Kontan, silang pendapat tersebut memancing emosi para mahasiswa. Mereka kemudian berduyun-duyun menggelar unjuk rasa di hadapan Gedung Dewan. Ternyata, bukan mahasiswa saja yang memprotes kekerasan hati Soeharto tersebut. Menteri Pariwisata dan Seni Budaya Abdul Latief menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden. Hal itu dibenarkan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyid. Namun, ia tak menjelaskan detail alasan mundurnya Latief.
Berbagai isu pun terus berkembang. Kekuatan Soeharto dan ABRI disebut-sebut mulai terpecah belah. Rumor bakal terjadi kerusuhan juga kembali tersiar. Semua orang menebak, apa yang akan terjadi dengan Negeri ini kemudian?(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)
Tapi, permintaan para pimpinan Legislatif itu ditanggapi keras oleh ABRI. Pasalnya, keputusan tersebut tak mencerminkan keinginan lembaga, melainkan individu. "ABRI tetap berpegang teguh kepada konstitusi bahwa presiden dapat diganti jika MPR menggelar Sidang Istimewa," kata Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Jenderal Wiranto tegas. Pernyataan serupa juga dilontarkan Menteri Dalam Negeri R. Hartono, seusai bertemu dengan Presiden Soeharto.
Kontan, silang pendapat tersebut memancing emosi para mahasiswa. Mereka kemudian berduyun-duyun menggelar unjuk rasa di hadapan Gedung Dewan. Ternyata, bukan mahasiswa saja yang memprotes kekerasan hati Soeharto tersebut. Menteri Pariwisata dan Seni Budaya Abdul Latief menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden. Hal itu dibenarkan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyid. Namun, ia tak menjelaskan detail alasan mundurnya Latief.
Berbagai isu pun terus berkembang. Kekuatan Soeharto dan ABRI disebut-sebut mulai terpecah belah. Rumor bakal terjadi kerusuhan juga kembali tersiar. Semua orang menebak, apa yang akan terjadi dengan Negeri ini kemudian?(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)