Narkoba Masuk Pesantren, Pengajar Santri Jadi Kurir Sabu

Pengajar di pondok pesantren itu sempat berhenti menggunakan narkoba sebelum menjadi kurir sabu.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2018, 15:29 WIB
Pengajar di pondok pesantren itu sempat berhenti menggunakan narkoba sebelum menjadi kurir sabu. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah menangkap seorang pengajar di salah satu pondok pesantren di Kota Solo atas kepemilikan narkotika jenis sabu.

Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigjen Tri Agus Heru mengatakan tersangka AGR (47) ditangkap bersama satu pelaku lain berinisial SYN (53) saat mengambil paket sabu di Sragen.

"Tersangka ini kurir sekaligus pemakai," katanya di Semarang, Senin (9/4/2018), dilansir Antara.

Ia menjelaskan, pengajar di salah satu pesantren di Kota Solo itu diantar oleh SYN untuk mencari alamat pengambilan sabu tersebut. Menurut dia, SYN sejak awal mengetahui jika AGR akan mengambil paket sabu.

AGR mengaku diperintah seseorang bernama Bejo yang saat ini masih buron untuk mengambil paket sabu di Sragen. Ustaz yang sudah mengajar sekitar lima tahun itu mengaku mendapat upah Rp 1 juta untuk mengambil barang haram tersebut.

Paket sabu sebesar 10 gram itu rencananya akan diberikan ke seseorang yang memesannya.

 


Pemakai Lama

Narkoba jenis ektasi dan sabu yang akan dibawa kurir narkoba dari Palembang ke Lampung (Liputan6.com/Nefri Inge)

Heru menjelaskan tersangka kembali menggunakan narkotika setelah sempat beberapa tahun tidak menggunakan. Penangkapan AGR, lanjut Heru, menunjukkan bahwa narkoba telah menyebar ke berbagai lapisan masyarakat.

"Narkotika sudah menyebar ke pondok pesantren. Oleh karena itu harus dilakukan antisipasi sejak dini," katanya.

Ia mengharapkan dukungan para tokoh agama dan masyarakat untuk membantu mencegah penyalahgunaan narkotika.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya